Sumber: BBC News | Editor: Dikky Setiawan
LONDON. Manajemen GlaxoSmithKline Plc menyatakan, seorang pejabat eksekutif senior di kantor cabangnya di China telah melakukan pelanggaran hukum terkait skandal penyuapan harga obat.
GlaxoSmithKline (GSK) adalah produsen farmasi, peralatan medis, dan barang konsumsi multinasional yang berbasis di Brentford, London, Inggris.
"Kami memiliki toleransi nol untuk setiap perilaku alam ini," kata Abbas Hussain, Kepala Bisnis GlaxoSmithKline untuk wilayah Asia Pasifik dalam sebuah pernyataannya, Senin (22/7).
Pengakuan Hussain itu diungkapkan setelah GSK melakukan kerja sama dengan para penyelidik Cina dalam kasus dugaan suap kepada seorang dokter untuk meresepkan obat perusahaan.
Sementara itu, kompetitor GSK yakni AstraZeneca mengatakan, salah satu stafnya juga dipertanyakan dalam skandal tersebut.
AstraZeneca Plc adalah sebuah perusahaan farmasi yang merupakan hasil merger dari perusahaan SwissAstra AB dan perusahaan Inggris, Zeneca Group PLC.
Manajemen AstraZeneca hari ini menyatakan bahwa pihak kepolisian China telah mengunjungi kantor mereka di Shanghai, China pada Jumat lalu dan membawa beberapa orang karyawannya untuk diperiksa.
Transfer Uang
Penyelidikan itu muncul setelah beberapa karyawan GSK telah ditahan oleh pihak kepolisian China.
Kamis pekan lalu, manajemen GSK mengakui, bahwa Kepala Keuangan GSK di China, Steve Nechelput, telah dikenakan larangan perjalanan sejak akhir Juni. "GSK menangani situasi ini dengan sangat serius. Itu sebabnya kami berada di sini," kata Hussain.
Menurut Hussain, Eksekutif Senior GSK China adalah pejabat yang paling mengetahui sistem perusahaan dengan baik, dan tampaknya telah bertindak di luar proses dan kontrol yang melanggar hukum Cina.
"Saya ingin membuatnya sangat jelas, bahwa kami berbagi keinginan dengan otoritas China untuk membasmi korupsi di mana pun berada. Kami akan terus bekerja sama dengan [Kementerian Keamanan Publik China]. Kami akan mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk investigasi yang sedang berlangsung ini," imbuh Hussain.
Dia juga mengatakan, bahwa perusahaan akan memotong harga jual obat di China.
Pekan lalu, Kepolisian China mengatakan, oknum GSK telah mentransfer uang senilai 3 milyar yuan atau setara US$ 489 juta untuk agen perjalanan dan konsultan untuk memfasilitasi suap kepada dokter.
Polisi tahan empat tersangka
Pihak kepolisian China telah menahan empat eksekutif GSK di China sehubungan dengan tuduhan tersebut.
Mereka menuduh GSK menggunakan agen perjalanan untuk menyuap pejabat pemerintah, dokter dan rumahsakit di China dalam rangka meningkatkan penjualan dan harga obat-obatan mereka. Penyelidikan dimulai pada akhir Juni lalu.
Salah satu dari empat eksekutif GSK, Wakil Presiden dan Manajer Operasi Liang Hong, muncul di televisi pemerintah pada 16 Juli dan mengatakan ia telah menyalurkan uang melalui agen-agen perjalanan untuk rencana tersebut.
General manager GSK untuk wilayah China, Mark Reilly, mengaku tidak tahu menahu kasus tersebut karena dirinya telah kembali ke Inggris pada bulan lalu.
Pihak berwenang Cina mengklaim, transfer serupa juga dilakukan oleh perusahaan multinasional farmasi lain. Namun, identitas perusahaan tersebut masih dirahasiakan.