Sumber: Finbold News | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dunia kripto kembali dihebohkan oleh sebuah transaksi besar yang berasal dari dompet Bitcoin lawas.
Setelah 14 tahun tidak aktif, dompet digital dengan alamat 12tLs9c9RsALt4ockxa1hB4iTCTSmxj2me tiba-tiba memindahkan 10.000 BTC, senilai sekitar US$1,09 miliar (sekitar Rp17 triliun) pada 4 Juli 2025.
Dibeli Hanya Rp11 Juta, Kini Bernilai Triliunan
Menurut data on-chain, dompet ini menerima 10.000 BTC pada 3 April 2011, saat harga Bitcoin masih US$0,78 per koin. Total nilai transaksi saat itu hanya sekitar US$7.805 atau setara Rp112 juta dengan kurs saat ini.
Kini, saat Bitcoin diperdagangkan di level US$109.246, nilai BTC tersebut melonjak drastis hingga lebih dari US$1,09 miliar, menjadikannya salah satu realisasi keuntungan terbesar dalam sejarah kripto.
Baca Juga: Gara-Gara Kebijakan Trump Ini, Bitcoin Diramal bisa Melonjak 40% ke Level US$150.000
Yang membuat transaksi ini semakin menarik, seluruh 10.000 BTC dikirim dalam satu kali transaksi, tanpa jejak aktivitas sebelumnya selama lebih dari satu dekade. Dompet ini bahkan sudah ada sebelum Ethereum diciptakan dan sebelum bursa-bursa besar kripto bermunculan.
Spekulasi Pemilik: Satoshi Nakamoto?
Munculnya aktivitas dari dompet kuno ini langsung memicu spekulasi luas di komunitas kripto. Beberapa menduga ini bisa jadi terkait dengan Satoshi Nakamoto, pencipta pseudonim Bitcoin. Namun, para analis blockchain telah memetakan dompet-dompet milik Satoshi, dan alamat ini tidak termasuk di antaranya.
Meski demikian, perpindahan aset dalam jumlah besar seperti ini tetap menyedot perhatian regulator dan investor institusional, mengingat betapa jarangnya “Bitcoin perawan” dari era awal yang tiba-tiba aktif kembali.
Mengapa Sekarang?
Motif di balik perpindahan ini masih belum diketahui, namun waktunya dinilai cukup strategis. Harga Bitcoin baru saja menembus kembali level US$100.000 setelah peluncuran sejumlah Bitcoin ETF awal tahun ini.
Kondisi likuiditas pasar pun membaik, membuka peluang bagi pemilik aset untuk merealisasikan keuntungan secara maksimal.
Selain itu, jumlah dompet Bitcoin yang berisi lebih dari US$1 juta terus meningkat, dengan lebih dari 26.000 alamat baru tercatat selama paruh pertama tahun 2025.
Baca Juga: Mengapa Harga Bitcoin Tak bisa Menembus All Time High US$112.000? Ini Penjelasannya
Apakah Ini Akan Mengguncang Pasar?
Menariknya, meskipun nilai transfer mencapai lebih dari US$1 miliar, harga Bitcoin tetap relatif stabil setelah transaksi terjadi. Ini mengindikasikan bahwa perpindahan kemungkinan besar dilakukan secara OTC (over-the-counter) atau antar dompet pribadi, bukan untuk dijual langsung di bursa publik.
Namun, tetap saja, kebangkitan dompet kuno seperti ini menjadi pengingat akan betapa besar potensi kekayaan yang tersimpan diam di dalam jaringan blockchain—dan bagaimana satu keputusan bisa mengguncang ekosistem aset digital.