Sumber: Mirror | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Warga Paris yang ketakutan menelepon layanan darurat untuk melaporkan ledakan tersebut.
Setelah jelas sumber ledakan, polisi mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan berhenti menelepon.
Préfect de Police tweeted: "Sebuah suara yang sangat penting terdengar di Paris dan di wilayah Paris. Tidak ada ledakan, ini tentang pesawat tempur yang melewati penghalang suara. Jangan mengacaukan layanan darurat!"
Menurut informasi dari France Bleu Paris, pesawat Angkatan Udara, sebuah Rafale, lepas landas dari pangkalan udara BA 113 di Saint-Dizier.
Mirror memberitakan, pesawat itu telah diluncurkan untuk mencegat pesawat yang telah menyeberang ke wilayah udara kota yang terlarang.
Pilot diberi wewenang untuk melintasi penghalang suara, yang dia lewati pada pukul 11:52 di sebelah timur Paris, Francebleu melaporkan.
Baca Juga: Erdogan: Armenia harus segera menarik diri dari tanah Azerbaijan!
"Sebuah Rafale (pesawat perang) yang berbasis di Saint-Dizier, melakukan intervensi untuk membantu sebuah maskapai penerbangan yang telah kehilangan kontak, diizinkan untuk mendobrak penghalang suara agar dapat bergabung dengan pesawat dalam kesulitan. Itu memecahkan penghalang suara di timur Paris," demikian penjelasan juru bicara militer kolonel Stephane Spet dalam sebuah pernyataan.
Dia menambahkan, beberapa detik setelah ledakan yang terjadi pada ketinggian 10 km dan diperbesar oleh tutupan awan, jet penumpang, Embraer 145, melakukan kontak kembali dengan kontrol lalu lintas udara.
Otoritas penerbangan sipil DGAC Prancis mengatakan pesawat perang itu dikirim setelah terjadi hilang kontak dengan dua pesawat sipil.
Baca Juga: Dimediasi AS, Yunani bersedia tempuh jalur damai dengan Turki
Dikatakan bahwa salah satunya adalah Falcon 50, yang dioperasikan oleh perusahaan swasta Brasil, dalam penerbangan antara Cape Verde dan Brussel.
Yang lainnya adalah Embraer 145, yang dioperasikan oleh maskapai penerbangan regional Amelia, dalam penerbangan antara kota Brives dan Saint-Brieuc di Prancis.
Selanjutnya: 7 Universitas tertua di dunia, kebanyakan ada di Eropa