Sumber: South China Morning Post | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - HONG KONG. Jumlah kasus virus corona yang dikonfirmasi di seluruh dunia melonjak melewati satu juta kasus pada hari Kamis. Sementara jumlah kematian telah mencapai 50.000 kaus.
Dilansir dari South China Morning Post, meskipun lebih dari setengah planet ini memaksakan beberapa bentuk penguncian, virus ini tetap merenggut ribuan nyawa, dengan AS, Spanyol dan Inggris memiliki jumlah kematian harian tertinggi.
Baca Juga: Pakar di China sebut pandemi corona akan mulai terkendali pada akhir April
Menurut penghitungan oleh Johns Hopkins University, Covid-19 saat ini menyebar paling cepat di AS, di mana terdapat 243.453 infeksi dan 5.926 kematian.
AS menyaksikan 1.169 kematian dalam 24 jam yang merupakan kenaikan korban satu hari tertinggi yang tercatat di negara mana pun sejak pandemi global dimulai. Catatan suram itu sebelumnya dipegang oleh Italia, di mana 969 orang meninggal pada 27 Maret.
Pandemi ini juga mengganggu kalender pemilu AS ketika Partai Demokrat mengumumkan akan menunda konvensi untuk memilih lawan Presiden AS Donald Trump.
Baca Juga: Gara-gara virus corona, Meksiko stop produksi bir Corona
Di New York yang merupakan episentrum wabah di AS, Walikota Bill de Blasio mendesak warga untuk menutupi wajah mereka ketika di luar ruangan dan Wakil Presiden AS Mike Pence mengatakan akan ada rekomendasi tentang penggunaan masker oleh masyarakat umum dalam beberapa hari ke depan.
Upaya meredam penyebaran virus corona juga terus dilakukan berbagai negara. Thailand misalnya akan memberlakukan jam malam mulai Jumat untuk mencoba menghentikan penyebaran virus corona.
Jam malam yang diberlakukan mulai jam 10 malam hingga 4 pagi ini adalah langkah terbaru pemerintah untuk membatasi pertemuan dan membuat sebanyak mungkin orang tinggal di rumahnya masing-masing.
Baca Juga: Trump dikabarkan bakal meminta warga Amerika untuk memakai masker bila di luar rumah
Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-ocha bilang pengecualian akan diberikan pada orang-orang yang mengangkut persediaan medis dan pekerja kesehatan yang bepergian ke dan dari tempat kerja. "Kami memprioritaskan kesehatan daripada kebebasan," kata Prayuth.
"Kita mungkin tidak merasa senyaman sebelumnya, tetapi kita semua perlu beradaptasi untuk bertahan hidup dan memiliki tanggung jawab sosial, sehingga kita bisa melewati krisis ini," katanya.