Reporter: Arkani Ikrimah | Editor: Dessy Rosalina
KANADA. Bank Sentral Kanada atau Bank of Canada memutuskan untuk menaikan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 0,75%. Kenaikan tersebut secara otomatis akan menaikan biaya utang untuk produsen minyak yang sudah bergulat dengan harga yang hampir mendekati S$ 45 per barel.
Adanya kenaikan suku bunga tersebut juga mengantarkan dollar Kanada ke level tertinggi dalam satu tahun. Hal itu menjadi ancaman bagi industri yang menjual produknya dalam dollar Amerika dan membayar biaya dengan mata uang lokal.
“Dengan harga minyak S$ 45 per barel, menaikan biaya utang bukanlah hal yang menguntungkan”, kata Martin Pelletier, manajer Portofolio di TriVest Wealth Counsel, Kamis (13/7)
Bloomberg melaporkan, hal ini menjadi ironi karena pemulihan ekonomi di provinsi penghasil minyak utama di Kanada, Alberta masih terhitung rendah. Kondisi itu tapi tetap membuat Gubernur Bank of Canada, Stephen Poloz percaya diri untuk terus melanjutkan kenaikan suku bunga pertama dalam waktu tujuh tahun.
“Kenaikan suku bunga selain meningkatkan profitabilitas juga membatasi proyek baru”, ujar Laura Lau, wakil presiden senior dan manajer portofolio senior di Brompton Corp.
Laura juga menambahkan, hal tersebut akan membuat mereka bertanya berapa banyak modal yang akan mereka belanjakan. Sebab, jika arus kas terjepit, pengeboran sumur ekstra menjadi pertimbangan mereka.