kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sumbangan dana hampir US$300 juta siap mengalir ke Lebanon pasca ledakan Beirut


Senin, 10 Agustus 2020 / 08:29 WIB
Sumbangan dana hampir US$300 juta siap mengalir ke Lebanon pasca ledakan Beirut
ILUSTRASI. Pemandangan yang menunjukkan kerusakan akibat ledakan dahsyat di pelabuhan kota Beirut, Lebanon, 5 Agustus, 2020. REUTERS/Mohamed Azakir TPX IMAGES OF THE DAY


Sumber: South China Morning Post | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - PARIS. Sejumlah pemimpin negara mengadakan pertemuan virtual pada hari Minggu (9/8) membahas rencana pengiriman bantuan dana ke Lebanon pasca ledakan di Beirut.

Rapat virtual ini dipimpin langsung oleh Presiden Perancis, Emmanuel Macron dan PBB. Setidaknya ada 15 pemimpin negara hadir dalam rapat ini, termasuk Presiden AS, Donald Trump. Para pemimpin negara berjanji untuk mengumpulkan bantuan dalam beberapa hari atau beberapa minggu mendatang.

Negara Arab seperti Arab Saudi, Qatar, Iraq, dan Uni Emirat Arab juga hadir dalam rapat ini. Begitu juga Inggris, China, Yordania, dan Mesir.

Sementara itu Israel, yang tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Lebanon, tidak hadir. Namun Macron mengatakan bahwa Israel telah menyatakan keinginannya untuk memberi bantuan. Iran yang memiliki peran besar di Lebanon melalui kelompok Syiah Hizbullah juga tidak hadir dalam rapat virtual pada Minggu kemarin.

Baca Juga: Gubernur Beirut: Banyak jasad yang belum teridentifikasi merupakan pekerja asing

Dikutip dari South China Morning Post, kantor kepresidenan Perancis mengungkap jumlah total bantuan darurat yang bisa dimobilisasi dengan cepat mencapai €252,7 juta atau setara dengan US$298 juta. Perancis sendiri menyumbang sebanyak €30 juta.

Menteri Luar Negeri Jerman, Heiko Maas, kepada ZDF mengungkapkan bahwa mereka telah menyumbang sebanyak €20 juta. Sementara AS melalui USAID mengumumkan sumbangan sebesar US$15 juta.

Macron sendiri merupkan pemimpin negara pertama yang mengunjungi Lebanon pasca ledakan dahsyat terjadi di kota Beirut hari Selasa lalu. Sampai saat ini jumlah korban tewas yang sudah dikonfirmasi sebanyak 150 orang. Sebanyak 6.000 orang lainnya luka-luka dan sekitar 300.000 orang kehilangan tempat tinggal.

Pernyataan bersama yang merupakan hasil rapat virtual kemarin sudah diumumkan. Disebutkan pula terkait keprihatinan pada maraknya kasus korupsi di Lebanon yang berujung pada krisis ekonomi berkepanjangan.

Baca Juga: Ledakan Beirut, simpati dan dukungan mengalir dari negara-negara Arab

"Para peserta sepakat bahwa bantuan mereka harus tepat waktu, cukup dan konsisten dengan kebutuhan rakyat Lebanon. Terkoordinasi dengan baik di bawah kepemimpinan PBB, dan langsung diberikan kepada pendudduk Lebanon dengan efisiensi dan transparansi maksimal," hal ini tercantum pada hasil rapat seperti dikutip dari South China Morning Post.

Negara-negara donor mendesak otoritas Lebanon untuk berkomitmen penuh pada tindakan dan reformasi tepat waktu untuk membuka dukungan jangka panjang bagi pemulihan ekonomi dan keuangan negara.

Mereka juga mengungkapkan bahwa bantuan untuk penyelidikan terkait ledakan Beirut yang benar-benar kredibel, independen, dan tidak memihak harus segera dikirimkan ke Lebanon.

Baca Juga: Palang Merah Lebanon: Korban tewas akibat ledakan Beirut mencapai 100 orang

Pihak PBB menyampaikan ada sekitar US$117 juta akan dibutuhkan untuk tanggap darurat selama tiga bulan ke depan. Jumlah tersebut akan dialokasikan untuk layanan kesehatan, tempat penampungan darurat, distribusi makanan, dan program lanjutan untuk mencegah penyebaran Covid-19.

Melihat inisiatif negara-negara dan PBB ini, Presiden Lebanon, Michel Aoun yang juga hadir dalam rapat mengucapkan syukur dan terima kasih.

"Banyak yang dibutuhkan untuk membangun kembali apa yang telah hancur dan untu memulihkan kembali Beirut. Kebutuhan sangat banyak dan kita perlu segera menanganinya, terutama sebelum datangnya musim dingin yang akan sangat berdampak pada para penduduk yang kehilangan tempat tinggal," tulis Aoun lewat akun Twitter resminya.

Baca Juga: Lebanon menghadapi masalah ekonomi baru pasca ledakan di Beirut




TERBARU

[X]
×