Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - LONDON. Perusahaan-perusahaan di Inggris memperkirakan kenaikan gaji rata-rata sebesar 3% dalam 12 bulan mendatang, namun sebagian perekrut memprediksi adopsi kecerdasan buatan (AI) akan mengurangi jumlah tenaga kerja, menurut survei Chartered Institute of Personnel and Development (CIPD).
CIPD melaporkan niat perekrutan secara keseluruhan berada di titik terlemah sejak pandemi, terutama di sektor publik.
Baca Juga: Trump Janjikan Dividen Tarif US$2.000, Pasar Kripto Langsung Bergairah
Sekitar satu dari enam perusahaan memperkirakan penggunaan alat berbasis AI akan memungkinkan mereka memangkas jumlah pegawai tahun depan.
Dari kelompok tersebut, seperempat memproyeksikan pengurangan staf lebih dari 10%, dengan posisi manajer junior, administrasi, dan profesional muda sebagai yang paling terdampak.
Lembaga itu juga memperingatkan Menteri Keuangan Rachel Reeves agar tidak menambah beban pajak yang dapat menekan perekrutan dalam anggaran 26 November mendatang.
Sebelumnya, pemerintah telah menaikkan kontribusi jaminan sosial bagi pemberi kerja.
Baca Juga: Verstappen Tampil Sensasional, Melaju dari Pitlane ke Podium di GP Sao Paulo
“Kita perlu fokus pada perencanaan tenaga kerja jangka panjang dan investasi keterampilan agar pekerja bisa memanfaatkan AI secara efektif atau beralih ke pekerjaan baru,” kata ekonom pasar tenaga kerja senior CIPD, James Cockett.
Dari lebih dari 2.000 perusahaan yang disurvei, kenaikan gaji pokok diperkirakan tetap di level 3% untuk enam kuartal berturut-turut.
Sementara survei Bank of England terbaru menunjukkan ekspektasi pertumbuhan upah naik ke 3,7% pada Oktober level tertinggi dalam lima bulan terakhir.
Data resmi ketenagakerjaan yang akan dirilis pekan depan diperkirakan menunjukkan perlambatan kecil, dengan kenaikan upah reguler sekitar 4,6% secara tahunan pada September, sedikit lebih rendah dari 4,7% di bulan sebelumnya.
Baca Juga: Senat AS Siap Voting Akhiri Shutdown Pemerintah yang Capai 40 Hari
Meskipun Bank of England mempertahankan suku bunga di 4% pekan lalu dan memberi sinyal kemungkinan penurunan pada Desember, bank sentral tetap memantau pertumbuhan upah yang bisa memicu tekanan inflasi.













