kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Survei: Hanya 44% orang Korea Selatan yang merasa perlu ada unifikasi Korea


Rabu, 06 Oktober 2021 / 15:21 WIB
Survei: Hanya 44% orang Korea Selatan yang merasa perlu ada unifikasi Korea
ILUSTRASI. Presiden Korea Selatan Moon Jae In dan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un?menghadiri upacara penyambutan resmi di Bandara Internasional Pyongyang Sunan, Pyongyang.


Sumber: Yonhap,Yonhap | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - SEOUL. Sebuah survei terbaru di Korea Selatan menunjukkan, hanya 44% masyarakat negeri ginseng yang merasa unifikasi dua Korea adalah hal yang penting.

Melansir Yonhap, survei dilakukan oleh Institut Studi Perdamaian dan Unifikasi (IPUS) di Universitas Nasional Seoul kepada 1.200 orang dewasa. Hasilnya, hanya 44,6% dari mereka yang merasa penyatuan Korea sangat diperlukan.

IPUS mencatat, ini adalah persentase terendah sejak survei pertama kali dilakukan pada tahun 2007. Sementara orang-orang yang merasa unifikasi tidak perlu dilakukan mencapai 29,4%.

Baca Juga: Kritik kebijakan AS yang memicu permusuhan, Korea Utara meluncurkan tembakan ke laut

Dari seluruh responden, 82,7% di antaranya melihat Amerika Serikat sebagai mitra kerjasama. Sementara 70,7% dari mereka yakin AS akan membantu Korea Selatan jika nantinya perang di Semenanjung Korea benar-benar pecah.

Lembaga tersebut menyebut pembongkaran kantor penghubung antar-Korea Utara tahun lalu adalah salah satu faktor yang memengaruhi hasil survei tahun ini.

Selain itu, kegagalan KTT Hanoi pada Februari 2019 antara Presiden AS Donald Trump dan Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un juga masih menjadi pertimbangan responden meski sudah terjadi dua tahun lalu.

Dari tahun ke tahun, survei IPUS cukup dipercaya karena memiliki margin of error sekitar 2,8 poin dengan tingkat kepercayaan mencapai 95%.

Hubungan dua Korea cukup fluktuatif sepanjang tahun ini. Salah satunya ditandai dengan buka-tutup hotline penghubung yang sebagian besar melintasi Area Keamanan Bersama Panmunjom (JSA) di dalam Zona Demiliterisasi Korea (DMZ).

Baca Juga: Hotline antar-Korea resmi dibuka kembali, diharap bisa redakan tensi

Dua Korea pada Senin (4/10) sepakat untuk membuka kembali hotline telepon yang beberapa waktu lalu diputus oleh Korea Utara. Dibukanya kembali hotline ini juga merupakan desakan dari Korea Utara.

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un pekan lalu menyatakan keinginannya untuk mengaktifkan kembali hotline yang terputus sejak Agustus sebagai protes terhadap latihan militer Korea Selatan-AS.

Penutupan kali itu terjadi hanya beberapa hari setelah hotline tersebut dibuka kembali untuk pertama kalinya dalam setahun.

Dilansir Reuters dari KCNA, sambungan telepon antar-Korea mulai beroperasi kembali pada Senin pukul 9:00 pagi waktu setempat.

Korea Selatan mengonfirmasikan, komunikasi reguler sebanyak dua kali sehari akan langsung dijalankan tepat waktu melalui hotline militer dan lainnya yang dijalankan oleh Kementerian Unifikasi, kecuali untuk saluran angkatan laut yang didirikan pada jaringan internasional untuk kapal dagang.

Selanjutnya: Presiden Korea Selatan pertimbangkan larangan konsumsi daging anjing




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×