kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.200   -20,00   -0,12%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Taipei curiga, China blokir Taiwan untuk membeli vaksin Covid-19


Kamis, 18 Februari 2021 / 10:04 WIB
Taipei curiga, China blokir Taiwan untuk membeli vaksin Covid-19
ILUSTRASI. Upaya Taiwan untuk membeli lima juta dosis vaksin Covid-19 BioNTech gagal pada menit-menit terakhir.


Sumber: The Straits Times | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - TAIPEI. Upaya Taiwan untuk membeli lima juta dosis vaksin Covid-19 BioNTech gagal pada menit-menit terakhir. Melansir The Strait Times yang mengutip Bloomberg, Menteri Kesehatan Taiwan pada Rabu (17/2/2021), menyuarakan keprihatinannya bahwa tekanan politik dari Beijing mungkin telah membatalkan kesepakatan.

Dalam wawancara di stasiun radio Hit FM, Menteri Kesehatan Taiwan Chen Shih-chung mengatakan, Pemerintah Taiwan sedang membuat persiapan akhir untuk menandatangani kesepakatan dengan BioNTech yang berbasis di Jerman pada Januari, tetapi kemudian "segalanya berubah".

"Interferensi kekuatan eksternal mengganggu pengaturan. Ada beberapa orang yang tidak ingin Taiwan terlalu bahagia," kata Chen seperti yang dikutip Bloomberg.

Distributor regional BioNTech, Shanghai Fosun Pharmaceutical Group yang berbasis di China, tidak segera menanggapi permintaan untuk mengomentari masalah tersebut. 

Baca Juga: Tantang militer China di Laut China Selatan, ini yang dilakukan kapal perusak AS

Shanghai Fosun mendapatkan hak pada bulan Maret untuk mengembangkan dan memasarkan vaksin Pfizer-BioNTech di seluruh daratan China, Hong Kong, Makau, dan Taiwan.

Seperti yang diketahui, Taiwan telah menjadi salah satu negara sukses dalam memerangi penyebaran virus corona, dengan mencatat sembilan kematian dan kurang dari 1.000 kasus sejak awal pandemi. 

Baca Juga: Biden: China akan sulit menjadi pemimpin dunia jika masih terlibat pelanggaran HAM

Akan tetapi, upaya Taipei untuk mendapatkan vaksinasi untuk 23,5 juta penduduknya terbukti lebih sulit dan menantang.

Gagalnya kesepakatan itu merupakan kemunduran signifikan bagi upaya inokulasi Taiwan, dan kekhawatiran campur tangan Beijing kemungkinan akan semakin membebani hubungan dengan China.

Pemerintah China mengklaim Taiwan sebagai wilayahnya, meski tidak pernah memerintahnya. Di bawah pemimpin Xi Jinping, China meningkatkan tekanan militer dan diplomatiknya terhadap Taiwan, sekaligus juga mengancam akan menyerang.

Menurut Chen, berurusan dengan perusahaan China untuk mengakses vaksin telah menjadi sumber kecemasan bagi pemerintah Taiwan.

"Saat itu kami khawatir akan ada tekanan politik," ujarnya.

Menurut juru bicara Kantor Kepresidenan Kolas Yotaka, Pemerintah Taiwan masih berbicara dengan BioNTech. Taiwan belum mulai menawarkan vaksin kepada publik, tetapi Chen mengatakan upaya untuk memperolehnya dari luar negeri terus berlanjut. Dia menargetkan, vaksinasi pertama kemungkinan akan dimulai pada pertengahan tahun.

Pemerintah berencana untuk membeli 20 juta dosis vaksin corona, di mana sekitar lima juta di antaranya kemungkinan besar akan disediakan oleh program Covax, yang dipimpin oleh Koalisi untuk Inovasi Kesiapsiagaan Epidemi dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Baca Juga: Kian panas, kapal perang AS melintasi pulau yang diklaim China di Laut China Selatan

Sejak Presiden Tsai Ing-wen menjabat, Beijing sebelumnya juga telah memblokir partisipasi Taiwan sebagai pengamat di Majelis Kesehatan Dunia (WHO) selama beberapa tahun terakhir.

Berbicara selama jeda iklan di siaran radio, Chen mengatakan tentang kegagalan untuk mendapatkan vaksin Jerman. "Ini seperti (upaya kami untuk) berpartisipasi dalam WHO," menurut video wawancara di YouTube.

"Ini seharusnya tidak mengejutkan siapa pun, tetapi kami siap," kata juru bicara Kolas melalui pesan teks, Rabu. 

"Kebijakan kami tidak berubah - kami sedang mengembangkan vaksin berkualitas tinggi kami sendiri dan pada saat yang sama, mengamankan akses jangka pendek dengan membeli dari perusahaan lain," tambahnya.

Selanjutnya: China akan tugaskan kapal patroli baru dan terbesar ke Selat Taiwan



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×