Sumber: The Straits Times | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Pemerintah China mengklaim Taiwan sebagai wilayahnya, meski tidak pernah memerintahnya. Di bawah pemimpin Xi Jinping, China meningkatkan tekanan militer dan diplomatiknya terhadap Taiwan, sekaligus juga mengancam akan menyerang.
Menurut Chen, berurusan dengan perusahaan China untuk mengakses vaksin telah menjadi sumber kecemasan bagi pemerintah Taiwan.
"Saat itu kami khawatir akan ada tekanan politik," ujarnya.
Menurut juru bicara Kantor Kepresidenan Kolas Yotaka, Pemerintah Taiwan masih berbicara dengan BioNTech. Taiwan belum mulai menawarkan vaksin kepada publik, tetapi Chen mengatakan upaya untuk memperolehnya dari luar negeri terus berlanjut. Dia menargetkan, vaksinasi pertama kemungkinan akan dimulai pada pertengahan tahun.
Pemerintah berencana untuk membeli 20 juta dosis vaksin corona, di mana sekitar lima juta di antaranya kemungkinan besar akan disediakan oleh program Covax, yang dipimpin oleh Koalisi untuk Inovasi Kesiapsiagaan Epidemi dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Baca Juga: Kian panas, kapal perang AS melintasi pulau yang diklaim China di Laut China Selatan
Sejak Presiden Tsai Ing-wen menjabat, Beijing sebelumnya juga telah memblokir partisipasi Taiwan sebagai pengamat di Majelis Kesehatan Dunia (WHO) selama beberapa tahun terakhir.
Berbicara selama jeda iklan di siaran radio, Chen mengatakan tentang kegagalan untuk mendapatkan vaksin Jerman. "Ini seperti (upaya kami untuk) berpartisipasi dalam WHO," menurut video wawancara di YouTube.
"Ini seharusnya tidak mengejutkan siapa pun, tetapi kami siap," kata juru bicara Kolas melalui pesan teks, Rabu.
"Kebijakan kami tidak berubah - kami sedang mengembangkan vaksin berkualitas tinggi kami sendiri dan pada saat yang sama, mengamankan akses jangka pendek dengan membeli dari perusahaan lain," tambahnya.