Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Taiwan mengajukan permintaannya untuk membeli drone bersenjata awal tahun ini, kata salah satu orang yang mengetahui pembicaraan tersebut. Amerika Serikat pada pekan lalu mengirimkan data harga dan ketersediaan kepada Taiwan untuk kesepakatan itu. Ini merupakan langkah penting yang menunjukkan persetujuan resmi untuk melakukan transaksi jual-beli. Namun, ini tidak mengikat dan dapat dibatalkan.
Jika menggunakan transaksi sebelumnya sebagai panduan, transaksi kesepakatan untuk empat drone, stasiun bumi, suku cadang, pelatihan, dan dukungan diperkirakan bernilai sekitar US$ 600 juta.
Baca Juga: Lewat Serbia, mesin perang buatan China bercokol di Eropa
Belakangan, Taiwan semakin memperkuat sistem pertahanannya dalam menghadapi apa yang dilihatnya sebagai gerakan yang semakin mengancam oleh Beijing, seperti latihan angkatan udara dan dikerahkannya angkatan laut China di dekat Taiwan.
Hubungan antara Beijing dan Washington - yang sudah mencapai titik terendah dalam beberapa dekade karena tuduhan mata-mata, perang dagang, virus korona, dan Hong Kong - dapat semakin memburuk jika kesepakatan itu mendapat persetujuan akhir dari pejabat AS. Pentagon mengatakan penjualan senjata ke Taiwan akan terus berlanjut, dan pemerintahan Trump telah menjaga kecepatan kapal perang Angkatan Laut yang melewati Selat Taiwan.
Baca Juga: Iran: Saksikan rudal pertama dari kedalaman bumi!
China mengklaim Taiwan sebagai wilayahnya sendiri. Beijing mengecam peningkatan dukungan pemerintahan Trump untuk Taiwan.
Menurut Bonnie Glaser, direktur China Power Project di CSIS, pertahanan udara canggih China kemungkinan bisa menembak jatuh beberapa drone. Namun dia masih berharap "China akan menentang penjualan senjata terkecil yang dilakukan AS ke Taiwan karena setiap penjualan menantang prinsip 'Satu China'"