Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Serangan simulasi
Sumber keamanan yang mengetahui situasi tersebut, yang berbicara dengan syarat anonim karena masalah tersebut sensitif, mengatakan kepada Reuters bahwa penerbangan hari Rabu adalah bagian dari latihan tahunan China.
Sumber tersebut menambahkan, Tentara Pembebasan Rakyat melakukan simulasi serangan di Selat Taiwan dan Laut China Selatan, yang dimaksudkan untuk mempraktikkan penolakan akses guna "menghentikan bantuan asing" jika terjadi konflik di kawasan tersebut.
Angkatan udara China juga mengadakan latihan untuk merebut "dominasi udara" di perairan lepas pantai barat daya Taiwan dan berlatih pengisian bahan bakar udara di sekitar Selat Bashi.
Minggu ini, China juga mengatakan telah berhasil melakukan peluncuran langka rudal balistik antarbenua ke Samudra Pasifik.
"China telah melakukan berbagai latihan militer di kawasan tersebut baru-baru ini, yang mengancam status quo perdamaian," kata kantor kepresidenan Taiwan.
Ketegangan di sekitar Taiwan telah menjadi sumber kekhawatiran yang terus-menerus bagi Amerika Serikat dan sekutunya, yang telah berlayar dengan kapal perang melalui Selat Taiwan untuk menegaskan hak kebebasan navigasi.
Baca Juga: Tiongkok Mendesak Kewaspadaan Terhadap Serangan Siber Taiwan
Kapal-kapal dari Selandia Baru dan Australia telah berlayar melalui Selat tersebut pada hari Rabu, kata Menteri Pertahanan Selandia Baru Judith Collins.
China terakhir kali menggelar latihan perang besar-besaran di sekitar Taiwan pada akhir Mei, tak lama setelah presiden baru, Lai Ching-te, menjabat. Beijing tak menyukainya dan menyebut Lai sebagai "separatis".
Lai mengatakan hanya rakyat Taiwan yang dapat memutuskan masa depan mereka dan telah berulang kali menawarkan pembicaraan dengan Beijing tetapi ditolak.