kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.894   36,00   0,23%
  • IDX 7.206   65,50   0,92%
  • KOMPAS100 1.108   12,68   1,16%
  • LQ45 879   12,89   1,49%
  • ISSI 221   1,21   0,55%
  • IDX30 449   6,81   1,54%
  • IDXHIDIV20 541   6,16   1,15%
  • IDX80 127   1,52   1,20%
  • IDXV30 135   0,66   0,49%
  • IDXQ30 149   1,88   1,28%

Taiwan Bunyikan Alarm Kencang Terait Ancaman Militer Baru dari China


Jumat, 27 September 2024 / 11:10 WIB
Taiwan Bunyikan Alarm Kencang Terait Ancaman Militer Baru dari China
ILUSTRASI. Taiwan membunyikan alarm tentang peningkatan aktivitas militer China terbaru di sekitar pulau itu dan latihan tembak langsung. REUTERS/Dado Ruvic


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - TAIPEI. Pada Kamis (26/9/2024), Kementerian Pertahanan Taiwan membunyikan alarm tentang peningkatan aktivitas militer China terbaru di sekitar pulau itu dan latihan tembak langsung. 

Taiwan menuduh Beijing melakukan ketidakstabilan kebijakan yang menghadirkan tantangan serius bagi negara-negara tetangganya.

Melansir Reuters, Taiwan yang dipandang Beijing sebagai wilayahnya sendiri, telah mengeluhkan peningkatan aktivitas militer China selama lima tahun terakhir. Pemerintah Taiwan menolak klaim kedaulatan China.

Pada hari Kamis, Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan telah mendeteksi hari kedua aktivitas militer China berskala besar di dekatnya, dengan 29 pesawat terlibat dalam patroli kesiapan tempur bersama dengan kapal perang China.

Sehari sebelumnya, Kementerian Pertahanan memperingatkan adanya 43 pesawat militer China yang beroperasi di sekitar pulau itu.

Peta kementerian menunjukkan, dari jumlah tersebut, 23 terbang ke selatan Taiwan melalui Selat Bashi yang memisahkannya dari Filipina dan kemudian naik di sepanjang pantai timur Taiwan, meskipun tanpa memasuki wilayah udara teritorial.

Baca Juga: China Luncurkan Uji Coba Rudal Balistik Antarbenua (ICBM), Begini Respons AS

Menunjuk pada kunjungan dari tanggal 18 hingga 20 September oleh kepala komando militer selatan China ke militer AS di Hawaii, kementerian tersebut mengatakan bahwa pada saat yang sama China melakukan beberapa gelombang serangan tembakan langsung dalam latihan di Laut Kuning dan Laut Bohai di dekat semenanjung Korea dan Jepang.

Kementerian tersebut menambahkan, China melakukan semua yang dapat dilakukannya untuk membangun militernya sambil menciptakan ilusi dialog.

"Upaya tersebut menyoroti sifat hegemonik dari rezim otoriter yang tidak memiliki stabilitas kebijakan, sehingga menimbulkan tantangan serius bagi negara-negara tetangga," tambahnya.

Di Beijing, kementerian pertahanan China membela latihan di sekitar Taiwan.

Juru bicara Kementerian Pertahanan China Zhang Xiaogang mengatakan kepada wartawan bahwa itu adalah kegiatan yang "sah".

China akan terus memperkuat kesiapan tempurnya dan menyelenggarakan latihan militer, tambahnya.

Baca Juga: China Luncurkan Rudal Balistik ke Samudra Pasifik

Serangan simulasi

Sumber keamanan yang mengetahui situasi tersebut, yang berbicara dengan syarat anonim karena masalah tersebut sensitif, mengatakan kepada Reuters bahwa penerbangan hari Rabu adalah bagian dari latihan tahunan China.

Sumber tersebut menambahkan, Tentara Pembebasan Rakyat melakukan simulasi serangan di Selat Taiwan dan Laut China Selatan, yang dimaksudkan untuk mempraktikkan penolakan akses guna "menghentikan bantuan asing" jika terjadi konflik di kawasan tersebut.

Angkatan udara China juga mengadakan latihan untuk merebut "dominasi udara" di perairan lepas pantai barat daya Taiwan dan berlatih pengisian bahan bakar udara di sekitar Selat Bashi.

Minggu ini, China juga mengatakan telah berhasil melakukan peluncuran langka rudal balistik antarbenua ke Samudra Pasifik.

"China telah melakukan berbagai latihan militer di kawasan tersebut baru-baru ini, yang mengancam status quo perdamaian," kata kantor kepresidenan Taiwan.

Ketegangan di sekitar Taiwan telah menjadi sumber kekhawatiran yang terus-menerus bagi Amerika Serikat dan sekutunya, yang telah berlayar dengan kapal perang melalui Selat Taiwan untuk menegaskan hak kebebasan navigasi.

Baca Juga: Tiongkok Mendesak Kewaspadaan Terhadap Serangan Siber Taiwan

Kapal-kapal dari Selandia Baru dan Australia telah berlayar melalui Selat tersebut pada hari Rabu, kata Menteri Pertahanan Selandia Baru Judith Collins.

China terakhir kali menggelar latihan perang besar-besaran di sekitar Taiwan pada akhir Mei, tak lama setelah presiden baru, Lai Ching-te, menjabat. Beijing tak menyukainya dan menyebut Lai sebagai "separatis".

Lai mengatakan hanya rakyat Taiwan yang dapat memutuskan masa depan mereka dan telah berulang kali menawarkan pembicaraan dengan Beijing tetapi ditolak.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×