kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tak Mau Bernasib Seperti Shanghai, Beijing Lakukan Tes Covid-19 Massal sejak Dini


Selasa, 26 April 2022 / 14:45 WIB
Tak Mau Bernasib Seperti Shanghai, Beijing Lakukan Tes Covid-19 Massal sejak Dini
ILUSTRASI. Warga berbaris di tempat tes Covid-19 di Beijing, China, Senin (25/4/2022). REUTERS/Tingshu Wang.


Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - BEIJING. Tiga perempat dari 22 juta penduduk Beijing mulai mengantre untuk tes Covid-19 pada Selasa (26/4), ketika pihak berwenang di ibu kota China berlomba untuk membasmi wabah dan mencegah tindakan penguncian.

Penduduk Beijing juga mulai menimbun makanan dan persediaan di tengah kekhawatiran akan penguncian yang tiba-tiba, menyusul pembatasan yang ketat terus meningkat di Shanghai, pusat keuangan dan komersial China yang merupakan rumah bagi 25 juta orang.

Video di media sosial menunjukkan orang-orang mencondongkan tubuh ke luar jendela di Shanghai untuk memukul panci dan wajan dengan penuh amarah. Atau, memainkan Do You Hear The People Sing?, lagu protes dari musikal Les Miserables, dengan seruling dan terompet.

Melansir Channel News Asia, mencoba menghindari nasib serupa dengan bertindak lebih awal, Beijing memulai tes massal terhadap 3,5 juta orang di distrik terpadat Chaoyang pada Senin (25/4). 

Baca Juga: Cemas Lockdown Ketat Covid-19, Panic Buying Melanda Beijing China

Kemudian, pihak berwenang Beijing memerintahkan 10 distrik lain dan satu zona pengembangan ekonomi untuk wajib melakukan tes Covid-19  minggu ini, yang mencakup total 20 juta orang.

Beijing mencatat 33 kasus baru Covid-19 pada Senin (25/4), naik dari 19 infeksi di hari sebelumnya tanpa kematian sejauh ini dalam wabah tersebut. Total kasusnya masih sangat kecil dibandingkan dengan ratusan ribu di Shanghai.

Shanghai melaporkan 52 kematian akibat Covid-19 pada Selasa (26/4), naik dari 51 di hari sebelumnya. Itu menjadikan total kematian menjadi 190, dengan kasus pertama tercatat pada 17 April lalu.

Meskipun begitu, banyak penduduk Shanghai mengatakan, kerabat atau teman meninggal setelah tertular Covid-19 pada awal Maret, menimbulkan keraguan atas statistik resmi dari pemerintah kota.

Baca Juga: Rekor Tertinggi, Shanghai China Laporkan 51 Kematian Baru Akibat Covid-19

Liu Wentao, seorang juru masak di Beijing, mengatakan, dia khawatir dengan penyebaran cepat Covid-19, tetapi yakin ibu kota bisa menanganinya.

"Kontrol virus lebih kuat daripada di tempat lain, saya tidak berpikir itu akan seperti Shanghai," katanya, seperti dikutip Channel News Asia.

Keputusan Beijing menguji sekitar 20 juta orang datang hanya beberapa hari setelah melaporkan puluhan kasus. Sebaliknya, Shanghai menunggu sekitar satu bulan dan lebih dari 1.000 kasus sebelum meluncurkan uji coba massal di seluruh kota pada awal April.

"Untuk secara tegas mengekang risiko penyebaran epidemi dan secara efektif menjaga kesehatan warga, diputuskan untuk lebih memperluas cakupan pemeriksaan yang sebelumnya hanya dilakukan di Distrik Chaoyang," ujar juru bicara Pemerintah Kota Beijing.




TERBARU

[X]
×