kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.505.000   -15.000   -0,99%
  • USD/IDR 16.295   -200,00   -1,24%
  • IDX 6.977   -130,64   -1,84%
  • KOMPAS100 1.042   -22,22   -2,09%
  • LQ45 818   -15,50   -1,86%
  • ISSI 213   -3,84   -1,77%
  • IDX30 417   -9,14   -2,14%
  • IDXHIDIV20 504   -9,85   -1,92%
  • IDX80 119   -2,45   -2,02%
  • IDXV30 125   -2,38   -1,87%
  • IDXQ30 139   -2,59   -1,83%

Tak selalu manis, ada semangka pucat yang pahit dan keras


Selasa, 12 November 2019 / 05:11 WIB
Tak selalu manis, ada semangka pucat yang pahit dan keras


Reporter: Tri Sulistiowati | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID - Apa yang Anda pikirkan saat melihat sebuah semangka? Umumnya, pendapat masyarakat tentang semangka adalah buah yang manis dan mengandung banyak air.

Mengutip dari National Science Foundation (NSF), semangka merupakan salah satu buah yang populer di dunia.

Baca Juga: Meningkatnya suhu permukaan Bumi mengancam kehidupan burung

Kabar buruknya, ternyata tidak semua semangka terasa manis dan segar. Ada enam jenis semangka liar yang berbuah pucat, keras, dan pahit.

Para ilmuwan pun mulai mempelajari gen dari semangka-semangka tersebut. Dengan harapan, mereka dapat menemukan gen yang resisten terhadap penyakit, hama, kekeringan, serta meningkatkan kualitas buah.

Sehingga, gen tersebut dapat dikembangkan menjadi bibit yang dapat hidup dan tumbuh di semua iklim. Dengan begitu, para petani semangka akan tertolong ketika menghadapi perubahan cuaca.

Zhangjun Fei, Ilmuwan Boyce Thopmson Institute mengatakan mereka membantu membuat semangka menjadi lebih manis karena buah ini kehilangan beberapa kemampuan untuk melawan penyakit dan stres.

Para ilmuwan mengurutkan gen dari 414 semangka yang mewakili ke enam semangka liar tersebut. Para ahli biologi menentukan hubungan evolusi dari spesies semangka yang berbeda dan mengidentifikasi seluruh gen yang hilang selama domestikasi.  

"Bentuk penelitian ini merupakan salah satu cara untuk melihat kerabat liar dan asal mula tanaman yang dijinakkan yang dapat memberikan informasi penting," kata Clifford Weil, Divisi Sistem Organisme Integratif NSF.

Baca Juga: Kawanan induk gurita raksasa ditemukan mengerami telur di dasar lautan

Penelitian gen komparatif ini memungkinkan untuk para ilmuwan menemukan, memulihkan, dan menggunakan sifat gen tersebut untuk meningkatkan dan melindungi varietas tanaman.

Sekedar info, penelitian ini didukung oleh NSF dan telah dipublikasikan di Nature Genetics.  

Sumber : National Science Foundation



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×