kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45908,54   -10,97   -1.19%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Taksi drone made in China terbang perdana di langit Seoul


Kamis, 19 November 2020 / 11:24 WIB
Taksi drone made in China terbang perdana di langit Seoul
ILUSTRASI. Ilustrasi drone.


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - SEOUL. Sebuah taksi drone dan pengiriman drone diujicoba di ibu kota Korea Selatan pada pekan lalu. Ini menandakan, Korea Selatan semakin dekat untuk meluncurkan kendaraan udara tak berawak pada tahun 2025.

Melansir Bangkok Post, acara yang dihelat dekat Sungai Han Seoul tersebut, menawarkan sekilas gambaran masa depan dan seperti apa kendaraan terbang di kota berpenduduk padat.

Korea Selatan menginvestasikan sekitar 24,5 miliar won (US$ 22 juta) hingga 2022 untuk mengembangkan apa yang disebut Sistem K-Drone.

Demonstrasi di taman tepi sungai yang tenang dimulai dengan penerbangan beberapa drone kecil, yang dirancang untuk memantau kondisi lalu lintas dan waspada terhadap potensi bahaya. Sebuah sirene berbunyi untuk menandakan semua beres sebelum drone dua -yang memiliki tempat duduk yang lebih besar, yang dibuat oleh perusahaan China EHang- mulai lepas landas.

Baca Juga: Uji coba taksi drone pertama di Indonesia sukses

Tidak ada penumpang manusia di dalam drone selebar 5,6 meter itu karena peraturan keselamatan. Sebaliknya, drone tersebut membawa 70 kilogram karung beras di kursinya.

Kendaraan meluncur di atas sungai selama sekitar 10 menit dengan ketinggian sekitar 36 meter dan mencapai kecepatan hingga 50 kilometer per jam.

Ketika baterai listrik kendaraan udara otomatis kelas penumpang EHang 216 terisi penuh, ia dapat terbang selama 30 menit, menurut Bill Choi, kepala bisnis EHang di Asia.

Baca Juga: Jabodetabek dibidik perusahaan transportasi drone, BPTJ siapkan regulasi

"Drone perusahaan sudah digunakan di China, untuk pengiriman, pemadam kebakaran dan beberapa tujuan pariwisata," katanya.

Taksi terbang dan kendaraan otonom lainnya di langit mungkin terdengar seperti fiksi ilmiah saat ini, tetapi suatu saat mereka diprediksi akan menjadi bisnis besar.

Bangkok Post memberitakan, McKinsey & Co memperkirakan ukuran pasar potensial untuk drone dapat menyentuh US$ 46 miliar di AS saja pada tahun 2026. Di Jepang, angka itu bisa mencapai sekitar US$ 20 miliar pada tahun 2025, menurut perkiraan oleh startup drone Skyrobot Inc.

Korea Selatan memperkirakan pasar lokalnya sendiri untuk kendaraan udara akan menjadi sekitar 13 triliun won pada tahun 2040.

Baca Juga: Soal taksi terbang, Uber hadapi persaingan sengit dari perusahaan drone China

Acara kemarin adalah bagian dari serangkaian tes yang sedang berlangsung dari taksi drone tak berawak dan pengiriman drone yang bertujuan untuk mengurangi kemacetan lalu lintas perkotaan di Korea Selatan.

"Awalnya, mobil terbang akan dikendalikan oleh pilot manusia dan akan lebih terlihat seperti helikopter kecil," kata Seo Jeong Seok, wakil direktur di departemen baru yang mengawasi drone di Kementerian Transportasi.

Selanjutnya: GPX Drone, calon pesaing berat Honda PCX dan Yamaha NMax




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×