kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Takut asetnya dicaplok, Australia persulit ekspansi perusahaan tambang China


Senin, 06 Juli 2020 / 18:21 WIB
Takut asetnya dicaplok, Australia persulit ekspansi perusahaan tambang China
ILUSTRASI. Pertambangan di Australia. Takut dicaplok, Australia dan Kanada persulit ekspansi perusahaan tambang asal China. Sumber foto : www.theaustralian.com.au


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - MELBOURNE. Perusahaan tambang China bakal kesulitan melakukan ekspansi ke negara-negara kaya akan sumber tambang seperti Australia dan Kanada. Kedua negara ini tengah memperketat investasi asing untuk sektor tambang.

Dua perusahaan China yakni Shandong Gold Mining dan Zijin Mining Group telah mendorong gelombang akuisisi dari Kanada ke Amerika Selatan, lalu ke Afrika Selatan tahun ini.

Baca Juga: Hubungan memanas, China peringatkan warganya hati-hati lakukan perjalanan ke Kanada

Kanada dan Australia baru-baru ini memperketat pembatasan investasi bagi perusahaan asing yang didukung negaranya. Kedua negara ini khawatir tergelincirnya ekonomi akibat pandemi Covid-19 akan membuat perusahaan asing itu mudah mencaplok aset-aset strategis.

Tidak ada negara yang disebutkan secara spesifik dalam pembatasan aturan itu. Namun, Gordon Houlden, mantan diplomat Kanada yang berpengalaman di China dan saat ini memimpin University of Alberta’s China Institute mengatakan, kekhawatiran itu hampir seluruhnya terkait China.

Sejumlah bankir dan analis menilai pembatasan itu akan mengurangi minat transaksi di sektor mineral strategis. Penawaran akuisisi yang dilakukan perusahaan China terhadap perusahaan lithium Australia akan menghadapi tekanan peraturan itu. Sementara bulan lalu, Goldsea Group China telah menghentikan penjajakan terhadap penambang emas Alta Metals setelah Dewan Peninjau Investasi Asing Australia (FIRB) membutuhkan banyak waktu untuk meninjau kesepakatan.

Graeme Testar, Direktur PCF Capital Group di Perth mengatakan, keputusan FIRB itu sangat mengecewakan karena penjajakan itu terkait dengan emas. "Emas tidak masuk dalam daftar mineral kritis," katanya pada Reuters, Senin (6/7).

Baca Juga: China menarik mundur pasukannya dari perbatasan yang disengketakan dengan India

Bulan lalu, FIRB mengatakan akan menyaring semua transaksi yang melibatkan investor asing yang tertarik mengakuisisi bisnis yang sensitif terhadap keamanan nasional tanpa melihat nilai transaksinya. Pada April, badan ini telah memblokir dua investasi yang dilakukan dua penambang China ke sektor mineral kritis yakni lithium dan kobalt yang banyak digunakan di bidang teknologi tinggi seperi energi terbarukan, baterai kendaraan listrik dan pertahanan.




TERBARU

[X]
×