kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45930,40   2,76   0.30%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tangan dinginnya membesarkan perusahaan peminjaman pertama di AS (3)


Minggu, 10 Februari 2019 / 09:25 WIB
Tangan dinginnya membesarkan perusahaan peminjaman pertama di AS (3)


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Tri Adi

Setelah sukes membangun E-Loan, Chris Larsen mendirikan Prosper, perusahaan P2P lending pertama di Amerika Serikat.Bisnisnya sempat terhadang dengan kebijakan SEC. Namun tangan dingin Chris berhasil meyakinkan SEC agar kembali bisa mengizinkan Prosper menyalurkan pinjaman ke masyarakat. Kini Prosper telah memfasilitasi pinjaman senilai US$ 14 miliar ke 870.000 orang. Prosper juga banyak mendapat pendanaan dari perusahaan finansial besar.

Perjalanan bisnis Chris Larsen memang bisa dibilang gemilang. Sebelum kaya dari yang diperoleh dari mata uang kripto lewat Ripple Labs Inc, Larsen sukses membangun bisnis lainnya.

Chris sukses membangun perusahaan pinjaman bernama E-Loan. Ini menjadi perusahaan pinjaman berbasis internet yang pertama di Amerika Serikat (AS).

Tahun 2005, Chris menjual E-Loan. Pria kelahiran tahun 1960 ini mengembangkan bisnis keuangan berbasis internet. Chris mendirikan marketplace peer to peer (P2P) lending pertama di Amerika Serikat dengan nama Prosper.

Melalui Prosper, pengguna dapat mengajukan pinjaman individu dan mendapatkan dana dari pemberi pinjaman. Layaknya P2P lending pada umumnya, peminjam bakal dikenakan bunga pinjaman sesuai dengan besaran kreditnya. Sementara pemberi pinjaman akan mendapatkan imbal hasil atau return pinjaman.

Sebagai pelopor P2P lending di Amerika Serikat, Prosper juga memanfaatkan teknologi big data untuk membuat skor kredit untuk para peminjamnya. Selain melakukan verifikasi identitas, perusahaan ini juga menelusuri data personal peminjam untuk mendukung proses underwriting, termasuk menganalisis risiko kredit.

Nampaknya, kehadiran Prosper memang menjawab kebutuhan masyarakat. Pasalnya, selang dua tahun sejak peluncuran situs, Prosper sudah berhasil menyalurkan pinjaman lebih dari US$ 120 juta dengan rata-rata pinjaman US$ 7.000. Prosper tercatat telah mendanai 450 pinjaman

Berkat segala pencapaian tersebut, pada tahun yang sama, majalah bisnis Fast Company memasukkan Prosper ke dalam daftar 50 perusahaan paling inovatif sepanjang tahun.

Di tengah keberhasilan tersebut, Prosper dihadapkan dengan adanya peraturan yang memberatkan dari US Securities and Exchange Commission (SEC) atau pengawas pasar modal di AS.. Pada saat itu, peraturan mengenai pinjaman lebih fokus ke pinjaman yang berasal dari bank tradisional, bukan dari perusahaan rintisan berbasis teknologi seperti Prosper.

Agar bisa bertahan, Prosper pun mengajukan prospektus pertamanya ke SEC. Chris mengubah model bisnis perusahaannya. Besaran nilai kredit untuk masing-masing peminjam yang bisa perusahaannya salurkan telah dihitung menggunakan formula standar untuk menghitung risiko kredit peminjam.

Keputusan Chris ini berdampak baik ke Prosper. Terbukti, sampai akhir tahun 2008, Prosper telah memfasilitasi pinjaman sebesar US$ 271 juta. Perusahaan ini juga mendapatkan pendanaan dari beberapa investor individu senilai US$ 74,5 juta.

Di bawah kepemimpinan Chris, Prosper terus berkembang. Sampai 15 Maret 2012, Chris memutuskan untuk berhenti menjadi chief executive officer (CEO) perusahaan ini dan beralih menjadi Chairman Prosper. Saat itu, jumlah karyawan Prosper sudah mencapai 70 orang. Menurut dia, dengan jumlah karyawan yang sudah cukup banyak, Prosper perlu pemimpin dengan keterampilan berbeda yang bisa membawa Prosper untuk naik kelas.

Kini, Prosper telah memfasilitasi pinjaman kepada lebih dari 870.000 orang dengan total kredit sebesar US$ 14 miliar. Peminjam dapat mengajukan kredit mulai dari US$ 2.000 sampai US$ 40.000 dengan bunga dan tenor pinjaman yang tetap.

Kemajuan Prosper juga tak lepas dari para investor berbentuk lembaga yang mendanai perusahaan ini. Dalam situs Prosper, Sequoia Capital, Francisco Partners, Institutional Venture Partners, dan Credit Suisse NEXT Fund tercatat sebagai investor utama Prosper.

(Selesai)




TERBARU
Kontan Academy
Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet Managing Customer Expectations and Dealing with Complaints

[X]
×