Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - BANGKOK. Puluhan tentara China sempat turun ke jalan-jalan di Hong Kong pada Sabtu (16/11) lalu. Tapi, pengerahan mereka bukan untuk membantu polisi Hong Kong "menghadapi" pemrotes antipemerintah.
Lusinan tentara Tiongkok keluar dari barak mereka di Hong Kong akhir pekan lalu untuk membantu membersihkan jalan-jalan dari puing-puing dan barikade yang berserakan oleh para pengunjuk rasa dalam aksi pekan lalu.
Operasi pembersihan singkat tersebut usai bentrokan hebat antara polisi dan pengunjuk rasa selama lima berturut-turut pada minggu lalu, yang menyebabkan kekacauan di seluruh Hong Kong.
Baca Juga: Termasuk Garuda, sejumlah maskapai Asia mengurangi penerbangan ke Hong Kong
"Ada beberapa warga Hong Kong yang membersihkan penghalang jalan dekat garnisun PLA (Tentara Pembebasan Rakyat China) Hong Kong," kata Juru bicara Kementerian Pertahanan Cina Wu Qian kepada wartawan di sebuah acara keamanan di Bangkok, Thailand, Senin (18/11), ketika ditanya tentang penempatan singkat itu.
"Para prajurit dari garnisun PLA Hong Kong bergabung dengan warga dalam membersihkan penghalang jalan, dan upaya mereka disambut oleh warga Hong Kong," ujar Wu seperti dikutip Channelnewsasia.com.
Hanya, Pemerintah Hong Kong mengatakan pada Sabtu (16/11), mereka tidak meminta tentara China untuk membersihkan jalan-jalan.
Baca Juga: Kejar pengunjuk rasa, Polisi Hong Kong menembakkan peluru karet dan gas air mata
Sepanjang krisis politik di Hong Kong, China telah berulang kali memperingatkan, mereka tidak akan menyerah pada tuntutan para pemrotes, dan enggak bakal mentolerir kekerasan yang sudah berlangsung lebih dari lima bulan di kota itu.
"Mengakhiri kekerasan dan memulihkan ketertiban adalah tugas paling mendesak yang kami miliki di Hong Kong," kata Wu setelah pertemuan Menteri Pertahanan China Wei Fenghe dengan Menteri Pertahanan Mark Esper di Bangkok.
Di Beijing, Juru bicara Kementerian Luar Legeri China Geng Shuang menyatakan kepada wartawan, tidak seorang pun boleh meremehkan keinginan China untuk menjaga kedaulatan mereka dan stabilitas di Hong Kong.
Baca Juga: Hong Kong kian mencekam: Polisi jebak ratusan pengunjuk rasa, demonstran mengamuk
Tentara PLA menempatkan garnisun di Hong Kong sejak bekas koloni Inggris itu kembali ke China pada 1997 silam. Tapi, mereka jarang meninggalkan barak mereka.
Terakhir kali, tentara PLA terlihat di jalan-jalan Hong Kong di 2018 untuk membersihkan puing-puing setelah topan menghantam pusat keuangan Asia tersebut.
Menurut Undang-Undang Dasar (UUD) Hong Kong, pasukan dari Tiongkok bisa beroperasi jika Pemerintah Hong Kong memintanya. Otoritas Hong Kong bisa "bila membutuhkan" meminta bantuan garnisun dari China. "Untuk pemeliharaan ketertiban umum dan bantuan bencana," tulis Pasal 14 UUD Hong Kong.
Baca Juga: Merk jam tangan mewah Panerai kehilangan pasar terbesarnya di Hong Kong
Tapi, Pasal 18 UUD Hong Kong memungkinkan China secara efektif menangguhkan hukum di Hong Kong jika ada keadaan perang atau kekacauan yang membahayakan keamanan atau persatuan nasional.