Reporter: Aldehead Marinda | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID-TOKYO. Perekonomian Negeri Matahari Terbit, Jepang berhasil menghindari resesi teknis pada pertumbuhan ekonomi pada kuartal keempat tahun lalu. Dilansir dari Reuters (11/3), data pemerintah yang sempat direvisi menunjukkan ada peningkatan Produk Domestik Bruto (PDB) Jepang yang tumbuh sebesar 0,4%.
Meski demikian, nyatanya pertumbuhan ini masih jauh lebih rendah dari apa yang diharapkan. Hal ini membuat munculnya kekhawatiran soal proses pemulihan ekonomi yang lambat ke depannya.
PDB Jepang yang direvisi berkembang pada tingkat tahunan sebesar 0,4% pada periode Oktober-Desember dari kuartal sebelumnya, dan lebih baik dari perkiraan awal yang memprediksi adanya kontraksi 0,4%.
Reuters menambahkan, berdasarkan jajak pendapat yang dilakukan, angka tersebut masih di bawah perkiraan median ekonom yang memperkirakan angka pertumbuhan sebesar 1,1%.
Baca Juga: Saudi Aramco Incar Lebih Banyak Investasi di China
Secara kuartalan, PDB Jepang tumbuh 0,1%, dibandingkan dengan pembacaan awal yang turun 0,1% dan perkiraan median untuk kenaikan 0,3%.
Ekonom senior di Mizuho Research and Technologies, Saisuke Sakai kepada Reuters menyebut topik besar dari data tersebut adalah revisi ke atas pada pertumbuhan ekonomi. Tetapi permintaan domestik tetap lesu, terutama dari segi konsumsi.
Revisi ke atas itu muncul di tengah ekspektasi pasar bahwa Bank of Japan bisa meninggalkan suku bunga negatifnya paling cepat bulan ini, didorong sebagian oleh komentar hawkish anggota dewan bahwa Jepang menuju target inflasi 2% dari bank sentral.
Pengeluaran modal, yang meningkat sebesar 2,0% secara kuartalan, menjadi penopang revisi ini.
Reuters menyebut, hal ini dinilai lebih baik dari penurunan awal 0,1% tetapi masih di bawah perkiraan pasar median untuk kenaikan 2,5%.
Dari segi sektor, konsumsi pribadi, yang menyumbang sekitar 60% dari ekonomi Jepang, turun 0,3% pada periode Oktober-Desember, sedikit lebih buruk dari penurunan 0,2% dalam perkiraan awal.
Makanan laut dan peralatan rumah tangga berkontribusi penurunan dalam kategori tersebut.
Di sisi lain, permintaan eksternal menyumbang 0,2 poin persentase ke PDB riil, tidak berubah dari pembacaan awal.
Baca Juga: Gencatan Senjata Gaza Masih Belum Tercapai Jelang Ramadan
Meskipun terdapat kelemahan yang terlihat dalam data, menilai Marcel Thieliant, kepala Asia-Pasifik di Capital Economics menilai Bank of Japan (BOJ) kemungkinan akan meninggalkan suku bunga negatifnya pada bulan depan mengutip prospek meningkatnya kenaikan gaji dalam negosiasi tahunan dengan serikat pekerja.
"Bank of Japan cenderung lebih menekankan indeks aktivitas konsumsinya sendiri dan tampaknya tidak terlalu khawatir tentang kemerosotan baru-baru ini dalam aktivitas," kata Thieliant.