Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - TEL AVIV. Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz, pada hari Senin (20/6), mengatakan bahwa pihaknya sedang membangun aliansi pertahanan udara regional. Program ini disebut telah disponsori oleh sekutu dekat mereka, Amerika Serikat.
Dalam pengarahannya kepada anggota parlemen, Gantz menyebut aliansi ini sebagai "Aliansi Pertahanan Udara Timur Tengah". Ia juga menegaskan kerja sama dengan negara-negara terkait telah berjalan.
"Selama setahun terakhir, saya telah memimpin program ekstensif, bersama dengan mitra saya di Pentagon dan di pemerintahan AS, yang akan memperkuat kerja sama antara Israel dan negara-negara di kawasan," kata Gantz, seperti dikutip Reuters.
Baca Juga: Rudal Israel Kembali Hujani Suriah, Targetkan Kota Damaskus
Gantz juga memastikan program ini telah menunjukkan keberhasilan dalam menggagalkan upaya Iran untuk menyerang Israel dan negara-negara lain.
Sayangnya, laporan Gantz tidak menyebutkan negara mitra yang ada dalam aliansi tersebut. Detail mengenai serangan yang telah digagalkan serta mekanisme aliansi juga tidak dijelaskan.
Berbicara kepada Reuters secara anonim, seorang pejabat Israel mengatakan negara-negara mitra menyinkronkan sistem pertahanan udara masing-masing melalui komunikasi elektronik jarak jauh, tidak dengan fasilitas fisik yang sama.
Baca Juga: Sekjen PBB Mengimbau Dunia untuk Tidak Melupakan Konflik di Suriah
Sebelum ini Iran sempat menyebut operasi militer bersama antara Israel dan beberapa negara Arab di Teluk dilakukan karena putus asa. Beberapa negara yang terlibat di antaranya adalah Arab Saudi, Bahrain, hingga Uni Emirat Arab.
Pekan lalu, AS mulai meyakinkan negara-negara anggota Dewan Kerjasama Teluk (GCC) untuk bergabung dengan sistem pertahanan udara terintegrasi AS-Israel.
GCC sendiri beranggotakan Arab Saudi, UEA, Bahrain, Qatar, Kuwait dan Oman.
Gantz berharap akan ada langkah baru terkait kerja sama pertahanan setelah kunjungan Presiden AS Joe Biden pada 13-16 Juli mendatang. Biden dijadwalkan berkunjung ke Israel dan Arab Saudi untuk bertemu para pemimpin negara-negara Arab.