Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Pasukan Israel mengatakan bahwa mereka akan diizinkan kembali ke rumah setelah konflik berakhir.
Sejak Rabu, ketika pertempuran semakin meluas hingga ke Kota Gaza, sejumlah besar warga Palestina mulai pindah ke selatan.
Khaled Abu Issa, dari Kamp Pengungsi Pantai yang bersebelahan dengan Kota Gaza, mengatakan dia pergi setelah lingkungannya berulang kali dihantam artileri.
"Ini adalah kepergian yang sangat sulit. Saya bisa duduk dengan aman di rumah dan Israel datang dan mengusir saya lagi," katanya.
Sebagian besar warga Palestina di Gaza terdaftar sebagai pengungsi setelah nenek moyang mereka meninggalkan rumah mereka di perbatasan Israel pada tahun 1948. Sejak 7 Oktober, lebih dari separuh penduduk di wilayah kantong tersebut telah mengungsi.
Baca Juga: Sejarah Awal Mula Konflik Israel-Palestina
Beberapa orang yang melakukan perjalanan ke selatan mengatakan kepada Reuters bahwa mereka banyak melihat mayat di pinggir jalan. Kondisi itu membuat takut orang dewasa maupun anak-anak.
“Saat berjalan kami melihat mayat-mayat membusuk. Orang-orang (yang bepergian dengan) mobil sipil, warga sipil seperti kami, bukan kendaraan militer atau anggota Hamas,” kata Abu Issa.
Sebagian besar melarikan diri dengan berjalan kaki, membawa apa yang mereka bisa. Saat melewati tank Israel di garis depan, mereka mengangkat tangan untuk menunjukkan kartu identitas.
Selain itu, di bagian selatan Gaza, hanya ada sedikit kendaraan yang masih memiliki bahan bakar dan banyak orang harus terus berjalan kaki hingga mereka dapat menemukan tempat berlindung baru, kata mereka.