Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Anjloknya bursa Wall Street mulai meningkatkan kekhawatiran resesi yang bakal mempengaruhi transaksi di bursa.
Pasca proyeksi mengerikan pada Selasa (2/10) mengenai prospek sektor manufaktur dari Institute for Supply Management (ISM) yang mengguncang pasar, investor kini menunggu laporan layanan ISM Kamis (3/10) dan laporan ketenagakerjaan hari Jumat (4/10) untuk mengkonfirmasi atau meredam kekhawatiran resesi.
Mengutip Reuters, Kamis (3/10) para investor juga bakal mencari bukti tentang kekuatan segmen konsumsi, yang telah menjadi landasan ekspansi ekonomi Amerika Serikat (AS) saat ini. "Saya lebih peduli pada titik ini daripada titik mana pun sepanjang tahun. Bahan utama adalah ketika resesi bisnis berdampak pada konsumen dan kami mendapatkan resesi total," kata Phil Blancato, Kepala Eksekutif Ladenburg Thalmann Asset Management di New York.
ISM muncul di 47,8% pada hari Selasa, level terendah dalam lebih dari 10 tahun karena tensi perang dagang yang membebani ekspor. Hal itu membuat Dow Jones dan S&P 500 mencatatkan penurunan harian terbesar sejak 23 Agustus 2019.
Baca Juga: Wall Street anjlok akibat data tenaga kerja yang mengecewakan dan tarif impor Eropa
Indeks S&P 500 saat ini turun 4,6% dari rekor tertinggi pada 26 Juli 2019. Atau secara tradisional, didefinisikan sebagai penurunan sebanyak 10%. "Yang terpenting, kami melihat kontraksi nyata di sektor manufaktur," kata Blancato.
Kekhawatiran penurunan manufaktur adalah pertanda perlambatan ekonomi yang lebih tajam akan berlanjut pekan ini, karena masing-masing indeks utama ditutup turun lebih dari 1,5% pada hari Rabu (2/10). Sebuah laporan tentang gaji perusahaan swasta pun juga menunjukkan perlambatan lebih lanjut dan tidak banyak mengubah sentimen.
Harapan laporan layanan ISM adalah untuk pembacaan 55,0 atau turun dari 56,4 dari periode bulan Agustus 2019 silam. Data ketenagakerjaan yang dirilis di hari Jumat, diperkirakan akan menunjukkan kenaikan lapangan kerja sebesar 145.000, naik dari 130.000 pada Agustus 2019. Sementara tingkat pengangguran diperkirakan akan tetap stabil di 3,7%.