Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Mengutip Reuters, perusahaan mengatakan sekitar 30.000 meter kubik pasir telah dikeruk agar kapal kontainer berbobot 224.000 ton itu bisa mengapung kembali. Tidak hanya itu, total terdapat 11 kapal tunda dan dua kapal tunda laut yang kuat digunakan untuk menarik kapal tersebut.
Evergreen Line, yang menyewa Ever Given, mengatakan kapal tersebut akan diperiksa kelayakannya di Danau Great Bitter, yang memisahkan dua bagian kanal.
Bernhard Schulte Shipmanagement (BSM), manajer teknis kapal peti kemas, mengatakan tidak ada laporan pencemaran atau kerusakan kargo.
Baca Juga: Terusan Suez tersendat, bagaimana dampaknya ke perdagangan dari Indonesia?
Antrian mengular
Nile TV melaporkan, akibat kemacetan tersebut, kapal-kapal yang menunggu untuk transit di kanal tersebut termasuk puluhan kapal kontainer, kapal curah, kapal tanker minyak dan kapal gas alam cair (LNG) atau gas petroleum cair (LPG) tampak mengular.
Pihak berwenang sebelumnya mengatakan akan mempercepat konvoi melalui kanal begitu Ever Given dibebaskan. "Kami tidak akan menyia-nyiakan waktu satu detik pun," kata Rabie kepada TV pemerintah Mesir.
Baca Juga: Terusan Suez masih tersumbat, ciptakan kemacetan pengiriman terburuk di dunia
Dia mengatakan perlu waktu hingga tiga hari untuk menyelesaikan backlog.
Grup pengiriman Maersk mengatakan, gangguan lanjutan pada pengiriman global bisa memakan waktu berminggu-minggu atau berbulan-bulan untuk terurai.
Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi, yang tidak secara terbuka mengomentari penyumbatan tersebut, mengatakan Mesir telah mengakhiri krisis dan memastikan dimulainya kembali perdagangan melalui kanal.
Sekitar 15% lalu lintas pelayaran dunia melewati Terusan Suez, yang merupakan sumber penting pendapatan mata uang asing bagi Mesir. Penghentian itu menelan biaya US$ 14-15 juta per hari.