Reporter: Handoyo | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tesla Inc. (TSLA) mendesak mitra produsen baterainya Panasonic Holdings Corp untuk mempercepat produksi baterai kendaraan listrik (EV) di Amerika Serikat.
Dorongan ini dipicu oleh kebijakan tarif tinggi yang diberlakukan oleh Presiden Donald Trump terhadap impor dari Tiongkok, terutama dalam sektor energi terbarukan dan teknologi tinggi.
Menurut laporan dari Financial Times dikutip theglobeandmail, Panasonic mengonfirmasi bahwa pelanggan utama mereka yakni Tesla telah meminta percepatan penyelesaian proyek pabrik baterai di Kansas. Pabrik ini telah dalam tahap pembangunan sejak 2022 namun hingga kini belum aktif beroperasi.
Imbas Tarif Trump terhadap Rantai Pasokan EV
Langkah ini diduga kuat merupakan respons langsung terhadap kenaikan tarif impor baterai dari Tiongkok. Kenaikan tarif tersebut meningkatkan biaya bahan baku dan komponen utama bagi produsen kendaraan listrik, termasuk Tesla yang sangat bergantung pada rantai pasokan global yang terintegrasi.
Baca Juga: Tesla Lanjutkan Pengiriman Suku Cadang dari China Pasca Kesepakatan Gencatan Tarif
Sementara itu, beredar juga laporan bahwa Tesla berencana melanjutkan pengiriman komponen dari Tiongkok untuk lini produksi Cybercab dan Semi truck, yang memperlihatkan kompleksitas strategi produksi global perusahaan tersebut.
Strategi Baterai Tesla: Campuran Produksi Domestik dan Impor
Tesla dikenal menggunakan baterai buatan AS untuk kendaraan yang dijual di dalam negeri, namun tidak secara terbuka mengungkapkan asal-usul baterai untuk setiap varian modelnya. Versi murah dari Model 3, yang sebelumnya menggunakan baterai buatan Tiongkok, telah dihentikan produksinya.
Namun dengan kebijakan tarif baru, penggunaan komponen buatan dalam negeri menjadi lebih menguntungkan secara ekonomi, sehingga mempercepat kebutuhan akan pabrik seperti milik Panasonic di Kansas.
“Kami telah diberitahu oleh pelanggan kami untuk mempercepat aktivitas di lokasi Kansas. Kami sedang mempercepat proses tersebut secepat mungkin,” kata Yuki Kusumi, CEO Panasonic
Pabrik ini akan menjadi fasilitas produksi baterai Panasonic kedua di Amerika Serikat setelah pabrik Nevada, dan diproyeksikan akan menjadi pusat utama dalam mendukung pertumbuhan kendaraan listrik di pasar domestik.
Tantangan di Industri EV Global: Penurunan Permintaan dan Ketidakpastian Ekonomi
Meskipun ada dorongan untuk mempercepat produksi baterai, industri EV global tengah mengalami perlambatan. Tesla sendiri telah mencatat penurunan penjualan dalam beberapa bulan terakhir.
Baca Juga: Saham Tesla Melonjak! Kembalikan Kapitalisasi Pasar di Atas US$1 Triliun
Penurunan ini dikaitkan dengan harga kendaraan listrik yang relatif tinggi di tengah ketidakpastian ekonomi global, kebutuhan penyegaran produk, dan dampak dari hubungan dekat CEO Elon Musk dengan Presiden Trump yang kontroversial.
Beberapa produsen mobil besar juga mulai menarik kembali ekspansi mereka. Honda telah menangguhkan rencana pembangunan rantai pasokan EV di Kanada, sedangkan Nissan telah membatalkan rencana pembangunan pabrik EV di Jepang.
Namun, Panasonic tetap optimistis dan menyatakan bahwa permintaan baterai dari Tesla tetap "kuat dan berkelanjutan".