Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
Pasar menyambut keputusan The Fed dengan positif. Harga saham AS ditutup lebih tinggi, imbal hasil obligasi pemerintah menurun, dan dolar menguat terhadap sejumlah mata uang utama.
Ke depan, arah kebijakan The Fed akan ditentukan oleh perkembangan risiko inflasi dan pengangguran. Jika pasar tenaga kerja melemah, hal itu bisa menjadi alasan untuk memangkas suku bunga. Namun jika inflasi meningkat, maka kebijakan moneter perlu tetap ketat.
Dalam skenario terburuk, kedua risiko itu bisa meningkat bersamaan, memaksa The Fed untuk memilih prioritas utama.
“Untuk sementara waktu, The Fed masih dalam pola bertahan sambil menunggu ketidakpastian mereda,” ujar Ashish Shah, Kepala Investasi Publik di Goldman Sachs Asset Management.
Baca Juga: Aset Kripto dan Saham AS Bertahan dari Tekanan Usai Fed Tahan Suku Bunga
Ia menambahkan bahwa data tenaga kerja yang lebih baik dari perkiraan mendukung sikap The Fed. “Tanggung jawabnya ada pada pasar tenaga kerja yang melemah cukup untuk memulai kembali siklus pelonggarannya.”
Suku bunga The Fed tidak berubah sejak Desember, karena para pejabat berupaya menilai dampak kebijakan tarif Trump yang telah meningkatkan tekanan inflasi dan memperlambat pertumbuhan ekonomi.
Dalam proyeksi terakhir mereka pada Maret lalu, para pembuat kebijakan memperkirakan pemangkasan suku bunga sebesar setengah poin persentase sebelum akhir tahun ini.