kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.250.000   11.000   0,49%
  • USD/IDR 16.640   37,00   0,22%
  • IDX 8.140   21,59   0,27%
  • KOMPAS100 1.116   -2,74   -0,25%
  • LQ45 782   -2,78   -0,35%
  • ISSI 287   0,98   0,34%
  • IDX30 411   -1,53   -0,37%
  • IDXHIDIV20 463   -3,28   -0,70%
  • IDX80 123   0,03   0,02%
  • IDXV30 133   -0,26   -0,19%
  • IDXQ30 129   -0,89   -0,69%

Tiga Ilmuwan AS dan Jepang Raih Nobel Kedokteran 2025 Berkat Temuan Ini!


Senin, 06 Oktober 2025 / 18:00 WIB
Tiga Ilmuwan AS dan Jepang Raih Nobel Kedokteran 2025 Berkat Temuan Ini!
ILUSTRASI. A view of a bust of Alfred Nobel in the Nobel Forum, where the Nobel Prize in Medicine will be announced, in Stockholm, Sweden, October 7, 2024. REUTERS/Tom Little


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - STOCKHOLM. Tiga ilmuwan, yakni Mary Brunkow dan Fred Ramsdell dari Amerika Serikat serta Shimon Sakaguchi dari Jepang resmi dianugerahi Hadiah Nobel Fisiologi atau Kedokteran 2025 atas penemuan mereka tentang toleransi imun perifer, mekanisme penting yang menjaga sistem kekebalan agar tidak menyerang tubuh sendiri.

Penemuan ini membuka jalan baru dalam pengembangan terapi untuk penyakit autoimun dan kanker, menurut pernyataan Komite Nobel di Karolinska Institute, Swedia.

“Penghargaan tahun ini berkaitan dengan bagaimana sistem kekebalan tubuh kita tetap terkendali, memungkinkan kita melawan berbagai mikroba tanpa memicu penyakit autoimun,” ujar Marie Wahren-Herlenius, profesor reumatologi di Karolinska Institute.

Baca Juga: Bisakah Donald Trump Memenangkan Nobel Perdamaian?

Regulatory T Cells: “Penjaga Keamanan” Sistem Imun

Ketiga ilmuwan tersebut berperan dalam mengidentifikasi sel T regulator (regulatory T cells), yakni jenis sel imun yang berfungsi seperti penjaga keamanan, memastikan sel-sel kekebalan lain tidak menyerang jaringan tubuh sendiri.

Temuan ini menjadi landasan lahirnya bidang penelitian baru yang mendorong pengembangan terapi inovatif, termasuk imunoterapi kanker dan pengobatan penyakit autoimun seperti lupus dan diabetes tipe 1.

Mary Brunkow saat ini menjabat sebagai manajer program senior di Institute for Systems Biology di Seattle, sementara Fred Ramsdell merupakan penasihat ilmiah di Sonoma Biotherapeutics, San Francisco. Adapun Shimon Sakaguchi adalah profesor di Osaka University, Jepang.

Komite Nobel menyebut penghargaan ini bernilai 11 juta krona Swedia (sekitar US$1,2 juta) serta medali emas yang akan diserahkan langsung oleh Raja Swedia.

Thomas Perlmann dari Komite Nobel mengatakan hanya berhasil menghubungi Sakaguchi untuk menyampaikan kabar tersebut.

“Ia terdengar sangat terharu dan merasa ini adalah kehormatan luar biasa,” ujar Perlmann.

Baca Juga: Warren Buffett Tak Akan Suka Data Ini: S&P 500 Kalah 88% dari Bitcoin

Tradisi Panjang Nobel dan Prestise Dunia Sains

Hadiah Nobel pertama kali diberikan pada tahun 1901, berdasarkan wasiat Alfred Nobel, penemu dinamit sekaligus dermawan asal Swedia.

Selain kedokteran, penghargaan ini juga mencakup bidang fisika, kimia, sastra, perdamaian, dan ekonomi.

Upacara penganugerahan akan digelar pada 10 Desember 2025, bertepatan dengan hari wafat Alfred Nobel, dalam acara megah yang dihadiri keluarga kerajaan Swedia dan Norwegia.

Tahun lalu, Nobel Kedokteran diberikan kepada ilmuwan AS Victor Ambros dan Gary Ruvkun atas penemuan mereka tentang microRNA, molekul kecil yang berperan besar dalam pengaturan pertumbuhan dan diferensiasi sel.

Selanjutnya: Bitcoin Kembali Cetak Rekor, Begini Proyeksinya Hingga Akhir Tahun

Menarik Dibaca: 5 Makanan yang Mengurangi Risiko Penurunan Kognitif Setelah Usia 55 Tahun, Apa Saja?




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×