Sumber: Reuters | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. TikTok tengah mempersiapkan peluncuran aplikasi mandiri khusus untuk pengguna Amerika Serikat.
Aplikasi ini akan dijalankan dengan sistem algoritma dan data yang sepenuhnya terpisah dari versi global TikTok, membuka jalan bagi potensi penjualan yang dimediasi oleh Presiden AS Donald Trump, menurut sumber yang mengetahui langsung proyek tersebut.
Langkah ini menandai upaya teknis terbesar TikTok dalam memisahkan operasionalnya di AS dari induk perusahaannya, ByteDance, yang berbasis di China. Inisiatif internal ini dikenal dengan nama kode “M2” dan ditargetkan rampung pada September 2025.
Aplikasi Baru, Algoritma Baru
Selama beberapa bulan terakhir, tim pengembang TikTok bekerja di bawah tekanan tinggi untuk menciptakan ulang TikTok versi Amerika dengan memindahkan dan menggandakan kode dasar aplikasi—termasuk algoritma AI, fitur, dan data pengguna—dari sistem global.
Baca Juga: Trump: AS Akan Mulai Pembicaraan dengan China Terkait TikTok Pekan Depan
Aplikasi baru ini dirancang agar sepenuhnya berfungsi secara independen, mirip dengan Douyin, versi TikTok untuk pasar domestik Tiongkok. Nantinya, aplikasi TikTok versi AS tidak akan tersedia di toko aplikasi luar negeri, begitu pula sebaliknya.
TikTok dan ByteDance belum memberikan komentar resmi terkait laporan ini.
Implikasi Bagi Pengguna dan Kreator Global
Dengan lebih dari 170 juta pengguna di AS, perubahan ini diperkirakan akan memengaruhi cara pengguna Amerika mengakses konten global, serta mempersulit kreator luar negeri dalam menjangkau audiens AS dan memperoleh penghasilan dari pasar tersebut.
Algoritma rekomendasi untuk aplikasi baru ini hanya akan dilatih menggunakan data pengguna AS, sehingga akan lebih banyak menampilkan konten lokal. Namun, belum jelas apakah dan sejauh mana konten dari TikTok global akan diintegrasikan ke versi AS.
Dorongan Politik dan Keamanan Nasional
Upaya pemisahan ini terjadi setelah Kongres AS meloloskan undang-undang pada 2024 yang mewajibkan ByteDance untuk melepaskan kepemilikannya atas TikTok di AS paling lambat 19 Januari 2025, karena kekhawatiran soal keamanan data dan potensi pengaruh pemerintah Tiongkok.
Setelah batas waktu awal, TikTok memindahkan semua data non-AS keluar dari pusat data milik Oracle di AS, dan hanya menyimpan data warga AS di server domestik sebagai bagian dari persiapan pemisahan sistem.
Baca Juga: Viral di TikTok! Turis Ini Kaget dengan Hotel di Tokyo yang Gunakan Resepsionis Robot
ByteDance juga telah mulai memisahkan kode sumber algoritma utama sejak tahun lalu, meskipun sebelumnya sempat membantah laporan tersebut.
Nasib Algoritma TikTok Jadi Sorotan
Pemisahan ini menimbulkan kekhawatiran internal mengenai efektivitas algoritma baru jika tidak lagi didukung oleh tim global ByteDance yang berpengalaman. Beberapa teknisi ByteDance disebut masih akan mendukung TikTok AS, tetapi dalam kapasitas outsourcing yang terbatas.
Masalah utama tetap pada hak atas algoritma rekomendasi, yang secara hukum dikontrol ketat oleh pemerintah Tiongkok.
Pada tahun 2020, ketika pemerintahan Trump pertama kali mendorong penjualan TikTok, Beijing memperbarui aturan ekspor teknologi untuk memasukkan algoritma semacam itu, sehingga mengharuskan persetujuan pemerintah sebelum transfer dilakukan.
Kemungkinan Penjualan dan Investor
Jika kesepakatan penjualan akhirnya tercapai, aplikasi baru TikTok di AS kemungkinan akan dimiliki oleh konsorsium investor asal AS, dengan ByteDance tetap memegang saham minoritas.
Konsorsium tersebut mencakup investor besar seperti Susquehanna International Group (SIG), General Atlantic, KKR, serta investor baru seperti Blackstone dan Andreessen Horowitz. Oracle juga disebut-sebut akan mengambil bagian dalam kepemilikan.
Baca Juga: Trump Ungkap Kabar Terbaru Soal Masa Depan TikTok di AS
Namun hingga kini, belum jelas apakah pemerintah Tiongkok telah menyetujui rencana penyalinan algoritma dan penjualan operasional TikTok di AS.
Bagian dari Negosiasi Perdagangan Trump-China
Sumber menyebutkan bahwa nasib TikTok kini juga menjadi bagian dari negosiasi perdagangan yang lebih luas antara Presiden Trump dan Tiongkok, menyusul kebijakan tarif tinggi terbaru yang diumumkan Washington.
“Saya tidak yakin apakah China akan menyetujui kesepakatan ini,” ujar Trump pekan lalu. “Tapi saya pikir kesepakatan ini bagus untuk mereka, dan bagus juga untuk kita.”