Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Kate Broderick, wakil presiden senior penelitian dan pengembangan di Inovio, mengatakan:
"Setelah China menyediakan urutan DNA dari virus ini, kami dapat menggunakannya melalui teknologi komputer lab kami dan merancang vaksin dalam waktu tiga jam. Vaksin DNA kami adalah novel karena menggunakan sekuens DNA dari virus untuk menargetkan bagian-bagian tertentu dari patogen yang kami yakin tubuh akan meningkatkan respons terkuat. Kami kemudian menggunakan sel pasien sendiri untuk menjadi pabrik vaksin, memperkuat mekanisme respons alami tubuh sendiri," paparnya kepada BBC.
Baca Juga: Banyak yang pulih, ini cara China kembangkan perawatan efektif bagi pasien corona
Mengutip Global Times, Chen Xi, asisten profesor di Departemen Kebijakan Kesehatan dan Manajemen Sekolah Kesehatan Masyarakat Yale menilai, AS relatif lebih mampu dalam pengembangan vaksin daripada China karena kecakapan ilmiah dan mode pembiayaan inovatif - pendanaan swasta dan publik. "Setiap tahun, sekitar 60% obat-obatan dan terapi baru di dunia berasal dari industri farmasi Amerika."
Baca Juga: Virus corona mulai menyebar ke seluruh dunia, ini yang dilakukan Xi Jinping
Kementerian Sains dan Teknologi China mengatakan pada konferensi pers sebelumnya bahwa para peneliti Cina bekerja secara simultan dengan mitra asing dalam pengembangan vaksin dan vaksin akan menjalani uji klinis paling cepat pada bulan April. Sementara, seorang ahli medis terkemuka AS mengatakan, vaksin virus corona masih dikembangkan sekitar 12 hingga 18 bulan lagi.