kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Tokoh wanita Afghanistan mendesak PBB untuk melarang kehadiran Taliban di forumnya


Jumat, 22 Oktober 2021 / 13:16 WIB
Tokoh wanita Afghanistan mendesak PBB untuk melarang kehadiran Taliban di forumnya
ILUSTRASI. Para tokoh wanita Afghanistan berbicara kepada wartawan di luar Dewan Keamanan PBB, di New York, AS 21 Oktober 2021.


Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Sejumlah tokoh wanita Afghanistan meminta PBB untuk menghalangi keikutsertaan Taliban dalam forum internasional. Mereka berharap PBB bisa menemukan solusi agar Afghanistan diwakili oleh pihak yang tepat.

Pada dasarnya, perwakilan kaum wanita Afghanistan ini kecewa dengan pemerintahan Taliban yang belum menepati janjinya mengenai penjaminan hak-hak wanita. "Saat Taliban mengambil Afghanistan, mereka berjanji untuk memberikan izin kepada wanita untuk melanjutkan pekerjaan dan kembali ke sekolah. Tapi mereka tidak menepati janji itu," kata mantan politisi, Naheed Fareed, seperti dikutip Reuters.

Fareed berbicara langsung di markas Dewan Keamanan PBB di New York hari Kamis (21/10), ditemani oleh mantan politisi Afghanistan dan perunding perdamaian Fawzia Koofi, mantan diplomat Asila Wardak dan jurnalis Anisa Shaheed.

Di hadapan wartawan, Koofi menegaskan desakannya kepada PBB untuk memberikan kursi perwakilan Afghanistan kepada pihak yang menghormati hak semua orang Afghanistan. "Ini sangat sederhana. PBB perlu memberikan kursi itu kepada seseorang yang menghormati hak semua orang di Afghanistan," kata Koofi.

Baca Juga: Taliban meminta komunitas internasional mengakui pemerintahan mereka di Afghanistan

Para tokoh wanita ini berbicara di acara PBB tentang dukungan untuk wanita dan anak perempuan Afghanistan. Acara ini diadakan oleh Inggris, Qatar, Kanada, UN Women, dan Institut Georgetown untuk Wanita, Perdamaian dan Keamanan.

Saat ini PBB sedang menjajaki beberapa kemungkinan untuk menentukan wakil Afghanistan di forumnya. Taliban mengajukan nama juru bicara mereka, Suhail Shaheen. Sementara wakil dari pemerintahan terdahulu, Ghulam Isaczai, masih berusaha untuk tetap duduk mewakili negaranya.

Tak lama setelah merebut kekuasaan negara, Taliban berjanji untuk menghormati hak-hak wanita sesuai dengan syariah, atau hukum Islam. Sayangnya, hingga saat ini belum ada implementasi nyata dari janji tersebut.

Berkaca pada masa pemerintahan Taliban dari tahun 1996 hingga 2001, perempuan tidak dapat bekerja dan anak perempuan dilarang bersekolah. Saat keluar rumah, wanita harus menutupi wajah mereka dan ditemani oleh keluarga laki-laki mereka.

Selanjutnya: G20 setujui bantuan untuk cegah krisis kemanusiaan di Afghanistan



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×