Sumber: Reuters | Editor: Harris Hadinata
KONTAN.CO.ID - HONG KONG. Penyelidikan atas kebakaran besar yang masih berkobar di sebuah kompleks apartemen di Hong Kong masih berlanjut. Otoritas memberitakan, sedikitnya 55 orang meninggal dan hampir 300 orang hilang.
Hingga sekitar sehari setelah kebakaran dimulai, petugas pemadam kebakaran masih kesulitan menjangkau warga yang kemungkinan terjebak di lantai atas kompleks perumahan Wang Fuk Court.
Penyebabnya, panas hebat masih terasa dan asap dari kobaran api masih sangat tebal. Sekadar info, kebakaran sudah mulai terjadi pada Rabu (26/11/2025) sore.
Pihak berwenang mengatakan, mereka telah mengendalikan api di empat dari tujuh blok. Sementara operasi berlanjut di tiga blok.
Baca Juga: Pasar Kopi Vietnam Melemah di Akhir 2025, Harga Kopi Indonesia Melonjak
Seorang petugas pemadam kebakaran termasuk di antara 55 korban tewas. Puluhan korban lainnya berada di rumahsakit dalam kondisi kritis. Sekitar 279 orang masih belum dapat dihubungi.
Kementerian Luar Negeri Indonesia mengatakan, dua pekerja migran Indonesia di sektor domestik tewas dalam kebakaran tersebut dan dua lainnya luka-luka.
Jumlah korban tewas saat ini merupakan yang tertinggi dalam kebakaran di Hong Kong sejak tahun 1948. Kala itu, 176 orang tewas dalam kebakaran gudang.
"Prioritas kami adalah memadamkan api dan menyelamatkan warga yang terjebak," kata John Lee, Pemimpin Hong Kong.
Kepolisian Hong Kong menyebut, Kamis (27/11/2025), penyelidikan polisi menunjukkan kebakaran ini kemungkinan disebabkan oleh kelalaian perusahaan konstruksi yang menggunakan material tidak aman.
Baca Juga: Ingin Tambah Jumlah Tentara, Macron akan Kembali Hidupkan Wajib Militer di Prancis
Petugas polisi menggeledah perusahaan pemeliharaan gedung perumahan tersebut pada Kamis pagi. Kepolisian menyita sejumlah dokumen.
"Kami memiliki alasan untuk meyakini bahwa pihak-pihak yang bertanggung jawab di perusahaan tersebut sangat lalai, yang menyebabkan kecelakaan ini dan menyebabkan api menyebar tak terkendali, yang mengakibatkan banyak korban jiwa," kata Eileen Chung, Kepala Polisi Hong Kong.
Chung mengatakan, tiga pria dari perusahaan konstruksi tersebut, dua direktur dan satu konsultan teknik, telah ditangkap terkait kebakaran tersebut. Ketiganya dikenakan tuduhan melakukan pembunuhan.
Baca Juga: Produksi Global Toyota Naik Lima Bulan Beruntun pada Oktober
Polisi mengatakan, bangunan-bangunan apartemen tersebut ditutupi dengan lembaran jaring pelindung dan plastik yang tidak memenuhi standar keselamatan kebakaran. Kepolisian juga menemukan beberapa jendela di salah satu bangunan yang tidak terdampak disegel dengan bahan busa, yang dipasang oleh sebuah perusahaan konstruksi yang melakukan pekerjaan pemeliharaan selama setahun.
Kompleks yang padat di distrik Tai Po utara ini memiliki 2.000 apartemen dalam delapan blok. Lebih dari 4.600 orang tinggal di kawasan ini.













