Reporter: Herlina KD | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Konsumen di Amerika Serikat lebih memilih untuk berbelanja online ketimbang di mal saat gelaran Black Friday akhir pekan ini.
Mengutip Reuters, Minggu (1/12), untuk pertama kalinya dalam beberapa tahun, pertumbuhan lalu lintas toko pada malam Thanksgiving menurun, menunjukkan pergeseran konsumen yang biasanya pergi berbelanja ke toko, menjadi lebih memilih untuk belanja via online saat Black Friday yang secara tradisional menjadi hari yang mengawali musim liburan di AS.
Pentingnya kalender belanja Black Friday yang jatuh sehari setelah Hari Thanksgiving telah berkurang dalam beberapa tahun terakhir. Penyebabnya, kini banyak pilihan dari para peritel untuk membuka tokonya pada Kamis malam (menjelang Thanksgiving), serta promosi liburan yang lebih awal serta diskon sepanjang tahun.
Baca Juga: Wall Street rontok, obral Black Friday tak ramai
Namun, Black Friday makin berubah menjadi hari di mana pembeli tak perlu berbondong-bondong ke toko tetapi menghabiskan banyak waktu online.
Menurut konsultan, untuk sebagian besar peritel, penjualan Black Friday tidak terlalu suram karena konsumen terus berbelanja. Memenangkan transaksi, baik secara online maupun transaksi di toko kini menjadi lebih penting bagi peritel, ketimbang lokasi transaksi di toko.
Pengcer bata dan mortir terkemuka seperti Walmart Inc, Target Corp dan Best Buy terus menghabiskan miliaran dolar untuk mencoba memperluas operasi e-commercenya guna meraih pertumbuhan pendapatan online.
Selain itu, pola pengeluaran selama akhir pekan tidak mengindikasikan seluruh musim belanja liburan seperti beberapa tahun yang lalu, dimana pembelian tersebar di bulan November dan Desember.
Penjualan online naik lebih dari 19,6% mencapai US$ 7,4 miliar di Black Friday, sedikit di bawah perkiraan sebesar US$ 7,6 miliar, menurut data dari Adobe Analytics, yang melacak transaksi di 80 peritel dari 100 peritel teratas di AS. Pada Thanksgiving, penjualan diperkirakan tumbuh 14,5% menjadi US$ 4,2 miliar.
Angka-angka dari ShopperTrak, yang merupakan bagian dari perusahaan data ritel Sensormatic Solutions, menunjukkan bahwa kunjungan ke toko selama Thanksgiving dan Black Fridat turun 3%, dibanding periode yang sama tahun lalu.
Lalu lintas belanja pada malam Thanksgiving meningkat 2,3% secara tahunan, tetapi terseret oleh penurunan transaksi pada Black Friday yang turun 6,2% dari periode yang sama tahun lalu.
Brian Field, senior director konsultan ritel global untuk ShopperTrak mengatakan, pola tradisional pembeli yang mengunjungi toko telah terganggu tidak hanya oleh belanja online tetap juga dengan penawaran seperti "beli online dan beli di toko", yang tidak termasuk dalam penghitungan lalu lintas toko saat Black Friday.
Baca Juga: Heboh Black Friday? Inilah asal muasalnya
"Apa yang sebenarnya menjadi inti adalah perjalanan pelanggan telah berubah sekarang ini dapat mulai dari mana saja secara online, di dalam toko, dan berakhir di mana saja... dan ini adalah tentang memastikan pelanggan melakukan pembelian dan tetap loyal kepada merek, daripada d mana itu terjadi," katanya.
Data awal dari perusahaan analisis RetailNext menunjukkan penjualan bersih di toko batu bata dan mortir pada Black Fridat turun 1,6%, yang menurut perusahaan lebih lambat dari tahun-tahun sebelumnya.
The National Retail Federation memperkirakan penjualan ritel dalam dua bulan musim liburan di AS tahun 2019 akan meningkat antara 3,8% dan 4,2% dari tahun lalu, dengan total US$ 727,9 miliar menjadi US$ 730,7 miliar.