Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump akan mengumumkan tarif balasan terhadap banyak negara pada Senin atau Selasa pekan depan.
Langkah ini menandai eskalasi besar dalam upayanya untuk merombak hubungan dagang global agar lebih menguntungkan AS.
Trump tidak menyebutkan negara mana saja yang akan terkena tarif baru, tetapi mengisyaratkan bahwa kebijakan ini akan berlaku secara luas dan bahkan dapat membantu mengatasi defisit anggaran AS.
Baca Juga: Emas Menguat untuk Pekan Keenam Berturut-turut akibat Permintaan Aset Safe Haven
"Saya akan mengumumkan kebijakan perdagangan balasan pekan depan, agar kita diperlakukan secara adil oleh negara lain," ujar Trump.
"Kami tidak ingin lebih, tidak juga kurang."
Langkah ini akan memenuhi janji kampanye Trump untuk menerapkan tarif impor AS setara dengan tarif yang dikenakan negara mitra dagang terhadap ekspor AS.
Tarif Otomotif dan Ketegangan dengan Uni Eropa
Pengumuman Trump ini disampaikan saat bertemu dengan Perdana Menteri Jepang, Shigeru Ishiba.
Ia menegaskan bahwa tarif otomotif masih dalam pertimbangan, meskipun ada laporan bahwa Gedung Putih sedang mempertimbangkan pengecualian untuk beberapa negara.
Baca Juga: Wall Street Ditutup Memerah akibat Eskalasi Perang Dagang dan Data Ekonomi yang Lemah
Trump selama ini mengeluhkan tarif 10% Uni Eropa terhadap impor mobil, yang jauh lebih tinggi dibandingkan tarif 2,5% AS untuk mobil impor.
Ia sering menyatakan bahwa Eropa tidak mau membeli mobil AS, tetapi mengirim jutaan unit mobil ke Amerika setiap tahun.
Namun, AS sendiri memberlakukan tarif 25% pada impor truk pickup, yang menjadi sumber keuntungan utama bagi produsen otomotif AS seperti General Motors, Ford, dan Stellantis.
Baca Juga: Trump Media Ajukan Merek Dagang untuk Produk Investasi Bitcoin dan Industri AS
Negara-Negara yang Berpotensi Terdampak
Dalam sidang konfirmasi baru-baru ini, Howard Lutnick, calon Menteri Perdagangan AS, menyatakan kekhawatirannya terhadap tingginya tarif impor India.
Sementara Jamieson Greer, calon Perwakilan Dagang AS, menyoroti hambatan perdagangan yang diberlakukan oleh Vietnam dan Brasil.
Menurut data Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), tarif rata-rata berbobot perdagangan AS sekitar 2,2%, dibandingkan dengan: 12% di India, 6,7% di Brasil, 5,1% di Vietnam, dan 2,7% di Uni Eropa.
Baca Juga: Ketidakpastian Global Tinggi, Koin Kripto Apa yang Paling Menarik?