Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan, kesepakatan perdagangan fase satu bakal AS dan China tandatangani pada 15 Januari 2020 di Gedung Putih.
Dalam kicauan di akun Twitter-nya, Selasa (31/12), Trump menyatakan, ia akan menandatangani perjanjian dengan "perwakilan tingkat tinggi China". Dan, dia akan melakukan perjalanan ke Beijing untuk memulai pembicaraan fase berikutnya.
Sebelumnya, Penasihat Perdagangan Gedung Putih Peter Navarro menyebutkan, kesepakatan dagang AS-China masih dalam proses penerjemahan.
Baca Juga: AS bakal umumkan kesepakatan dagang dengan China secepatnya
"Pada dasarnya, Anda perlu menerjemahkannya ke dalam bahasa China dan memeriksa ulang agar kedua versi cocok," katanya dalam wawancara di Fox News, Senin (30/12), seperti dikutip Reuters.
Menurut Navarro, kesepakatan perdagangan fase satu kemungkinan bakal AS dan China tandatangani pada pekan depan. Tapi, kepastian akan datang dari Presiden Donald Trump atau Kepala Perwakilan Perdagangan AS (USTR) Robert Lighthizer.
Yang jelas, "Kami mungkin akan memiliki penandatanganan (kesepakatan dagang) itu dalam minggu depan atau berikutnya, kami hanya menunggu terjemahan," ujar dia.
"Perjanjian setebal 86 halaman itu mencakup perincian tentang kekayaan intelektual, awal yang baik untuk menghindari transfer teknologi secara paksa, dan beberapa bahasa yang baik untuk menghindari manipulasi mata uang," sebut Navarro.
Navarro tidak mengonformasi laporan yang menyebutkan Wakil Perdana Menteri China Liu He akan datang ke Washington pekan ini untuk menandatangani perjanjian dagang dengan AS tersebut.
Baca Juga: Efek perang dagang, nilai akuisisi perusahaan China di luar negeri merosot tajam
"Washington telah mengirim undangan dan Beijing telah menerimanya," tulis South China Morning Post (SCMP), Senin (30/12) mengutip sebuah sumber. Bahkan, delegasi China kemungkinan akan tinggal di AS hingga pertengahan minggu depan.
Kementerian Perdagangan dan Kementerian Luar Negeri China pada Selasa (31/12) menolak berkomentar tentang laporan SCMP itu. "Jangan pernah percaya laporan yang berasal dari sumber anonim. Dapatkan dari Presiden Trump atau Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer," kata Navarro.