Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - NEW ORLEANS. Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali menegaskan komitmen untuk membeli dan memiliki Gaza, tetapi dapat mengizinkan sebagian Kawasan tersebut dibangun kembali oleh negara-negara lain di Timur Tengah.
"Saya berkomitmen untuk membeli dan memiliki Gaza. Mengenai pembangunan kembali, kami dapat memberikannya kepada negara-negara lain di Timur Tengah untuk membangun beberapa bagiannya, orang lain dapat melakukannya, melalui dukungan kami. Namun, kami berkomitmen untuk memilikinya, mengambilnya, dan memastikan bahwa Hamas tidak kembali," kata Trump kepada wartawan di Air Force One, dalam perjalanannya ke New Orleans untuk menghadiri Super Bowl, Minggu (9/2),
"Tidak ada yang bisa ditempati lagi. Tempat itu adalah lokasi pembongkaran. Sisanya akan dihancurkan. Semuanya dihancurkan," lanjut Trump.
Trump menambahkan, ia terbuka terhadap kemungkinan mengizinkan beberapa pengungsi Palestina masuk ke Amerika Serikat, tetapi akan mempertimbangkan permintaan tersebut berdasarkan kasus per kasus.
Baca Juga: Israel Berencana Serahkan Gaza ke AS Setelah Perang Berakhir
Tak lama setelah dilantik untuk masa jabatan presiden kedua pada 20 Januari, Trump melontarkan gagasan Amerika Serikat untuk mengambil alih Gaza dan terlibat dalam upaya pembangunan kembali besar-besaran di Kawasan tersebut.
Pernyataannya tidak jelas tentang masa depan warga Palestina yang telah bertahan selama lebih dari setahun dibombardir oleh Israel sebagai tanggapan atas serangan Hamas pada Oktober 2023.
Tidak jelas di bawah otoritas apa AS akan mengklaim Gaza. Nemun, pernyataan Trump langsung menuai teguran dari beberapa negara.
Sebelumnya pada hari Minggu, Presiden Israel Isaac Herzog mengatakan, Trump akan bertemu dengan Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi dan mungkin Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman, meskipun ia tidak menyebutkan tanggal untuk perundingan tersebut.
Komentar tersebut, yang disampaikan dalam wawancara dengan Maria Bartiromo dari Fox News, muncul sebagai tanggapan atas pertanyaan tentang usulan Trump yang baru-baru ini diungkapkan untuk mengambil alih dan membangun kembali Jalur Gaza.
Herzog tidak mengatakan kapan atau di mana pertemuan tersebut akan berlangsung, ia juga tidak membahas potensi isinya.
Ia juga mencatat bahwa Trump akan bertemu dengan Raja Yordania Abdullah dalam beberapa hari mendatang, yang telah dilaporkan oleh kantor berita negara Yordania.
"Presiden Trump akan bertemu dengan para pemimpin Arab utama, yang pertama dan terutama raja Yordania dan presiden Mesir dan saya pikir juga putra mahkota Arab Saudi," kata Herzog.
Baca Juga: Mantan Penasihat Trump Lontarkan Ide Radikal Ubah Gaza Jadi Destinasi Properti Mewah
"Mereka adalah mitra yang harus didengarkan, mereka harus diajak berdiskusi. Kita harus menghormati perasaan mereka juga dan melihat bagaimana kita membangun rencana yang berkelanjutan untuk masa depan," kata Herzog.
Di sisi lain, Arab Saudi telah dengan tegas menolak rencana Trump mengenai Gaza, seperti yang telah dilakukan oleh banyak pemimpin dunia.
Raja Yordania Abdullah pun berencana memberi tahu Trump selama pertemuan yang direncanakan pada 11 Februari di Washington bahwa usulan tersebut merupakan resep untuk radikalisme yang akan menyebarkan kekacauan di Timur Tengah dan membahayakan perdamaian kerajaan dengan Israel, Reuters melaporkan awal minggu ini.
Gedung Putih tidak segera menanggapi permintaan komentar. Tidak mungkin untuk segera menghubungi pejabat di Kairo dan Riyadh