Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
Tarif menjadi isu yang sangat sensitif bagi perusahaan dan institusi keuangan. Seorang ahli strategi investasi senior di JPMorgan Asset Management mengaku menahan diri untuk tidak terlalu banyak berkomentar tentang tarif AS agar tidak memengaruhi rekan kerja dan bank-bank Wall Street lainnya.
Selain itu, beberapa perusahaan lain juga menghadapi tekanan terkait tarif.
Pada April lalu, Gedung Putih menuduh Amazon melakukan “tindakan permusuhan dan politis” terkait rencana perusahaan tersebut untuk mencantumkan harga barang yang dipengaruhi oleh tarif baru, meskipun Amazon membantah akan melaksanakan ide tersebut.
Baca Juga: China Luncurkan Video yang Mengecam Tarif AS, Ini Pesan Videonya
Pada Mei, Trump juga menyatakan bahwa Walmart sebaiknya menerima tarif tersebut daripada menaikkan harga produk.
Kritik Trump tidak hanya ditujukan pada isu tarif. Beberapa waktu lalu, Trump menuntut CEO Intel, Pat Gelsinger, mengundurkan diri terkait hubungan perusahaan dengan China, serta berulang kali menyerang CEO Apple, Tim Cook, karena memproduksi iPhone di luar negeri meskipun produk tersebut dijual di AS.
David Wagner, kepala ekuitas di Aptus Capital Advisors, menilai pernyataan Trump soal bank, baik Goldman Sachs maupun Bank of America, tidak berdasar bila dilihat dari sudut pandang investasi secara keseluruhan.
Baca Juga: Perdana Menteri Jepang Peringatkan Tarif AS Berpotensi Ganggu Tatanan Ekonomi Global
Menurutnya, kompleksitas data ekonomi membuat investor memiliki pandangan yang berbeda-beda mengenai kondisi kesehatan konsumen.