kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.917.000   -7.000   -0,36%
  • USD/IDR 16.220   -84,00   -0,52%
  • IDX 7.893   101,21   1,30%
  • KOMPAS100 1.117   11,96   1,08%
  • LQ45 830   6,60   0,80%
  • ISSI 263   5,24   2,03%
  • IDX30 429   3,31   0,78%
  • IDXHIDIV20 492   4,68   0,96%
  • IDX80 124   0,93   0,75%
  • IDXV30 128   0,92   0,73%
  • IDXQ30 138   1,74   1,27%

Trump Kritik CEO Goldman Sachs David Solomon terkait Riset Tarif AS


Rabu, 13 Agustus 2025 / 08:13 WIB
Trump Kritik CEO Goldman Sachs David Solomon terkait Riset Tarif AS
ILUSTRASI. David Solomon, CEO of Goldman Sachs, berbicara selama Bloomberg Global Business Forum di New York City, New York, Amerika Serikat, 25 September 2019. Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, pada hari Selasa melontarkan kritik keras terhadap CEO Goldman Sachs, David Solomon.


Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  WASHNGTON. Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, pada hari Selasa melontarkan kritik keras terhadap CEO Goldman Sachs, David Solomon. 

Trump menilai bahwa bank investasi tersebut keliru memprediksi dampak tarif AS terhadap perekonomian dan mempertanyakan kemampuan Solomon dalam memimpin lembaga keuangan Wall Street tersebut.

Goldman Sachs menjadi perusahaan terbaru yang menghadapi tekanan dari Trump terkait kebijakan tarif. 

Sebelumnya, Trump juga menyasar JPMorgan Chase dan Bank of America atas tuduhan penolakan layanan perbankan (debanking) terhadap individu tertentu. 

Baca Juga: Goldman Sachs Menaikkan Pandangan Lebih Optimistis Saham Asia

Kritik ini menggambarkan betapa sensitifnya perusahaan-perusahaan besar terhadap kebijakan tarif yang diberlakukan pemerintah.

Melalui unggahan di media sosial, Trump menyatakan bahwa sebagian besar beban tarif sejatinya ditanggung oleh perusahaan dan pemerintah asing. 

Namun, menurutnya, David Solomon dan Goldman Sachs gagal memberikan apresiasi yang layak, malah membuat prediksi yang keliru mengenai dampak tarif dan reaksi pasar.

Trump bahkan menyindir Solomon dengan menyebutkan bahwa sang CEO sebaiknya fokus kembali pada hobinya sebagai DJ, yang pernah dijalani sebelumnya, daripada mengelola sebuah lembaga keuangan besar.

Baca Juga: Ancaman Tarif AS Picu Kekhawatiran terhadap Stabilitas Ekspor dan Rupiah

Juru bicara Goldman Sachs menolak memberikan komentar atas pernyataan tersebut, sementara juru bicara Gedung Putih juga belum merespons permintaan komentar.

Sejak 1 Februari, saat Trump memulai perang dagang dengan mengenakan tarif impor pada produk dari Meksiko, Kanada, dan Tiongkok, setidaknya 333 perusahaan di seluruh dunia telah merespons kebijakan tarif ini dengan berbagai cara, tercatat hingga 12 Agustus menurut pelacak Reuters.

Meskipun Trump tidak menyebutkan riset Goldman Sachs mana yang dimaksud, bank tersebut, seperti banyak institusi keuangan lain, memiliki pandangan yang cukup pesimistis terhadap dampak kebijakan tarif AS.

Dalam sebuah laporan yang diterbitkan pada hari Minggu, analis Goldman Sachs yang dipimpin oleh kepala ekonom Jan Hatzius menyatakan bahwa hingga Juni, konsumen AS telah menanggung sekitar 22% biaya tarif, dan angka tersebut bisa meningkat hingga 67% jika tarif baru terus berlanjut dengan laju yang sama.

Menanggapi hal ini, Trump kembali menulis di media sosial bahwa Solomon “sebaiknya mencari ekonom baru.” Sementara itu, Jan Hatzius memilih untuk tidak berkomentar.

Baca Juga: Celios: Negosiasi Tarif AS Buntu, Diversifikasi Ekspor Jadi Pilihan Utama

Pada April lalu, Goldman Sachs juga mengingatkan bahwa tarif yang luas dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi global dan mendorong Federal Reserve menurunkan suku bunga lebih agresif dari perkiraan sebelumnya.

Secara umum, tarif merupakan pajak yang dikenakan pada barang impor dengan tujuan melindungi industri dalam negeri atau memengaruhi kebijakan perdagangan. Biaya tarif ini dapat dibebankan kepada produsen, pengecer, maupun konsumen, tergantung pada dinamika pasar dan rantai pasokan.

Memasuki musim laporan keuangan kuartal kedua, berbagai perusahaan melaporkan kerugian finansial gabungan sebesar antara us$ 13,6 miliar hingga us$ 15,2 miliar sepanjang tahun akibat tarif tersebut, menurut pelacak tarif global Reuters.

Baca Juga: Goldman Sachs Pertahankan Proyeksi Harga Minyak Brent

Meskipun Trump berupaya mengubah pola perdagangan global, saham-saham AS tetap mencatat rekor tertinggi, didorong oleh antusiasme terhadap teknologi kecerdasan buatan (AI) dan ekspektasi bahwa Federal Reserve akan melonggarkan kebijakan suku bunga. 

Data terbaru juga menunjukkan bahwa inflasi harga konsumen AS pada Juli hanya mengalami kenaikan tipis.




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak Executive Macro Mastery

[X]
×