Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - ABU DHABI. Presiden Amerika Serikat Donald Trump (AS) melanjutkan lawatannya di Timur Tengah dengan kunjungan ke Uni Emirat Arab (UEA), Kamis (15/5), setelah mengakhiri perjalanan singkat di Qatar.
Dalam kunjungan ini, UEA berharap mendapat dukungan AS untuk mewujudkan ambisi menjadi kekuatan global di bidang kecerdasan buatan (AI).
Baca Juga: Trump Bikin Geger, Sanksi Suriah Dicabut Tanpa Peringatan
Reuters melaporkan bahwa AS dan UEA telah mencapai kesepakatan awal untuk memasok 500.000 chip AI canggih dari Nvidia per tahun mulai 2025.
Chip ini vital untuk membangun pusat data yang mendukung pengembangan model AI.
Namun, kesepakatan tersebut memicu kekhawatiran keamanan nasional di kalangan pejabat Washington, terutama soal risiko kebocoran teknologi ke China.
Beberapa sumber menyebutkan, ketentuan perjanjian masih dapat berubah.
Trump dijadwalkan bertemu Presiden UEA Sheikh Mohammed bin Zayed Al Nahyan di Abu Dhabi, dengan isu AI menjadi salah satu fokus utama.
Baca Juga: Xi Jinping: Tarif Trump Jadi Bumerang
UEA Berpeluang Jadi Poros Ketiga AI Dunia
Jika kesepakatan chip AI ini terealisasi bersama dengan negara Teluk lainnya, kawasan ini berpotensi menjadi pusat kekuatan ketiga dalam persaingan AI global, setelah AS dan China.
Pemerintahan sebelumnya di bawah Joe Biden diketahui membatasi ekspor chip AI ke kawasan Timur Tengah, termasuk UEA, karena khawatir teknologi tersebut digunakan China untuk memperkuat kapabilitas militernya.
Kunjungan Trump ke kawasan Teluk juga membuahkan berbagai kesepakatan besar, termasuk rencana pembelian hingga 210 pesawat Boeing oleh Qatar Airways, komitmen investasi Arab Saudi senilai US$600 miliar di AS, serta penjualan senjata AS ke kerajaan tersebut senilai US$142 miliar.
Baca Juga: Dikunjungi Trump, Qatar Borong 160 Jet Boeing Senilai US$ 200 Miliar
Trump juga mengejutkan dunia internasional dengan mengumumkan pencabutan sanksi terhadap Suriah dan bertemu Presiden interim Suriah Ahmed al-Sharaa.
Sebelum ke UEA, Trump dijadwalkan menyampaikan pidato kepada pasukan AS di Pangkalan Udara Al Udeid, Qatar—fasilitas militer terbesar AS di kawasan Timur Tengah.