Reporter: Handoyo | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Donald Trump kembali memicu kontroversi setelah mengklaim bahwa Kanada adalah salah satu negara dengan tarif tertinggi di dunia. Namun, data dan analisis para ahli menunjukkan bahwa pernyataan tersebut tidak akurat.
Melalui unggahan panjang di platform Truth Social, Trump menyatakan bahwa Ontario, Kanada, telah menetapkan tarif 25% pada listrik yang masuk ke Amerika Serikat. Sebagai tanggapan, ia menginstruksikan Sekretaris Perdagangan AS untuk menambahkan tarif tambahan 25% menjadi total 50% pada impor baja dan aluminium dari Kanada.
Trump juga menuding Kanada menerapkan tarif "Anti-Petani Amerika" yang berkisar antara 250% hingga 390% pada berbagai produk susu dari AS. Ia mengancam akan meningkatkan tarif lebih lanjut pada 2 April dan bahkan menutup industri manufaktur otomotif di Kanada secara permanen jika tuntutannya tidak dipenuhi.
Baca Juga: Donald Trump Lakukan PHK Massal di VOA dan Media AS yang Didanai Pemerintah
Fakta: Kanada Bukan Negara dengan Tarif Tinggi
Meskipun Trump menegaskan bahwa Kanada termasuk negara dengan tarif tertinggi di dunia, data menunjukkan sebaliknya. Menurut Bank Dunia, pada tahun 2022, rata-rata tarif Kanada lebih rendah dibandingkan AS. Dari 137 negara yang dipublikasikan, Kanada menempati peringkat ke-102 dalam daftar negara dengan tarif tertinggi, jauh dari klaim Trump.
Scott Lincicome, Wakil Presiden bidang ekonomi umum dan perdagangan di Cato Institute, menyebut klaim Trump sebagai "omong kosong."
Namun, Daniel Schwanen, Wakil Presiden Senior di C.D. Howe Institute, mengakui bahwa kebijakan tarif tinggi Kanada pada produk susu dan unggas memang memberi sedikit kebenaran pada klaim Trump, tetapi tidak berlaku secara umum.
“Tidak benar jika orang beranggapan bahwa Kanada adalah negara dengan tarif tinggi, terutama terhadap produk-produk Amerika. Itu hanya berlaku untuk sebagian kecil perdagangan,” ujar Schwanen kepada CNN dikutip Unilad.
Baca Juga: Gara-Gara Kebijakan dan Tarif Trump, Turis Ramai-Ramai Batalkan Perjalanan ke AS
Eskalasi Ketegangan Perdagangan AS-Kanada
Trump telah lama terlibat dalam "perang dagang" dengan sekutu-sekutu AS, termasuk Kanada, Meksiko, dan Uni Eropa. Ia berpendapat bahwa kebijakan tarif tinggi akan menguntungkan warga dan bisnis AS, meskipun banyak pihak yang meragukan hal tersebut.
Hubungan antara AS dan Kanada semakin tegang setelah AS memberlakukan tarif 25% pada impor baja dan aluminium dari Kanada. Sebagai balasan, Kanada menerapkan tarifnya sendiri terhadap barang-barang AS.
Dalam upaya meredakan ketegangan, Trump bahkan menyarankan agar Kanada bisa menghindari kenaikan tarif sama sekali—dengan menjadi negara bagian ke-51 AS.
Situasi ini terus berkembang dan menjadi salah satu isu utama dalam hubungan perdagangan antara kedua negara.