kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.198.000   7.000   0,32%
  • USD/IDR 16.704   -32,00   -0,19%
  • IDX 8.123   23,91   0,30%
  • KOMPAS100 1.123   -0,15   -0,01%
  • LQ45 802   -0,17   -0,02%
  • ISSI 282   -0,15   -0,05%
  • IDX30 421   -0,29   -0,07%
  • IDXHIDIV20 479   -0,99   -0,21%
  • IDX80 124   0,62   0,50%
  • IDXV30 134   -0,24   -0,18%
  • IDXQ30 132   -0,41   -0,31%

Trump Sambut Netanyahu di Gedung Putih, Dorong Proposal Perdamaian Gaza


Senin, 29 September 2025 / 15:43 WIB
Trump Sambut Netanyahu di Gedung Putih, Dorong Proposal Perdamaian Gaza
ILUSTRASI. Presiden Amerika Serikat Donald Trump akan menjamu Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Gedung Putih. REUTERS/Leah Millis


Sumber: Reuters | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Amerika Serikat Donald Trump akan menjamu Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Gedung Putih pada Senin (29/9).

Pertemuan ini akan difokuskan pada upaya mendorong proposal perdamaian Gaza, menyusul langkah sejumlah negara Barat yang secara sepihak mengakui negara Palestina—tindakan yang ditentang keras oleh Washington dan Tel Aviv.

Kunjungan ini menjadi yang keempat bagi Netanyahu sejak Trump kembali menjabat pada Januari 2025. Bagi Netanyahu, kunjungan tersebut menjadi kesempatan untuk memperkuat hubungan dengan sekutu utamanya, di saat Israel menghadapi isolasi diplomatik internasional setelah hampir dua tahun berperang melawan Hamas di Jalur Gaza.

Konteks Diplomasi Global

Netanyahu sebelumnya mendapat sambutan dingin di Sidang Umum PBB, di mana banyak delegasi dunia meninggalkan ruangan saat ia berpidato. Ia mengecam pengakuan Palestina oleh Inggris, Prancis, Kanada, Australia, dan sejumlah negara lain sebagai “keputusan memalukan.”

Baca Juga: Trump Dorong Kesepakatan Damai Gaza, Hamas Kehilangan Kontak dengan 2 Sandera

Sebaliknya, negara-negara tersebut menegaskan langkah pengakuan diperlukan untuk menyelamatkan prospek solusi dua negara dan membuka jalan bagi berakhirnya konflik berkepanjangan.

Trump menilai pengakuan itu sebagai “hadiah untuk Hamas,” tetapi ia berharap dapat meyakinkan Netanyahu menerima kerangka kesepakatan perdamaian yang mencakup penghentian perang di Gaza dan pembebasan seluruh sandera.

Rancangan Proposal Perdamaian

Menurut pejabat Gedung Putih, sebuah rencana perdamaian 21 poin telah diedarkan pekan lalu di sela-sela pertemuan PBB. Rencana tersebut mencakup:

  • Pembebasan semua sandera, hidup maupun meninggal.

  • Penghentian serangan Israel terhadap Qatar.

  • Dimulainya kembali dialog antara Israel dan Palestina untuk mencapai “koeksistensi damai.”

Namun, seorang pejabat senior Israel mengatakan masih terlalu dini untuk memastikan apakah kesepakatan akan tercapai. Netanyahu diperkirakan akan memberikan tanggapan resmi dalam pertemuan dengan Trump.

Tekanan dari Dalam Negeri dan Regional

Netanyahu kini berada di bawah tekanan besar dari keluarga para sandera serta masyarakat Israel yang semakin lelah perang, berdasarkan sejumlah survei opini publik.

Di sisi lain, Trump mengklaim mendapat dukungan dari negara-negara kunci di kawasan, termasuk Arab Saudi, Qatar, UEA, Yordania, dan Mesir, dengan tujuan memperluas kesepakatan melampaui Gaza menjadi “perdamaian di Timur Tengah.”

Perang Gaza dan Dampak Kemanusiaan

Sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 yang menewaskan sekitar 1.200 orang di Israel, militer Israel melancarkan operasi balasan besar-besaran.

Hingga kini, menurut otoritas kesehatan setempat, lebih dari 65.000 warga Gaza tewas dan wilayah tersebut menghadapi krisis kemanusiaan akut dengan meningkatnya kelaparan dan kerusakan infrastruktur.

Baca Juga: Gedung Putih Dukung Tony Blair Pimpin Administrasi Sementara Gaza

Mahkamah Pidana Internasional (ICC) bahkan telah mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Netanyahu atas dugaan kejahatan perang. Israel menolak yurisdiksi ICC dan membantah tuduhan tersebut.

Potensi Ketegangan dalam Hubungan AS–Israel

Meskipun Trump dan Netanyahu selama ini relatif sejalan, sejumlah isu berpotensi memunculkan ketegangan. Beberapa menteri garis keras Israel mendorong agar pemerintah segera mencaplok sebagian atau seluruh Tepi Barat sebagai respons terhadap pengakuan Palestina oleh negara-negara Barat.

Namun, Trump menegaskan ia tidak akan mengizinkan Israel mencaplok Tepi Barat, wilayah yang juga diinginkan Palestina untuk negara masa depannya bersama Gaza dan Yerusalem Timur.

Menurut para analis, langkah aneksasi berpotensi menggagalkan Perjanjian Abraham—capaian diplomatik penting era Trump sebelumnya yang membuka hubungan normalisasi Israel dengan sejumlah negara Arab.

Selanjutnya: 48 Pesepak Bola Teken Petisi Tolak Timnas Israel Tampil di Kompetisi Eropa

Menarik Dibaca: Pasar Memantul Naik, MYX Finance Melaju ke Puncak Kripto Top Gainers




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×