Sumber: AP News | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengancam akan memberlakukan tarif tambahan terhadap China pada Senin (7/4), memicu kekhawatiran baru akan potensi perang dagang akibat kebijakan ekonominya.
Ancaman tersebut disampaikan melalui media sosial setelah China menyatakan akan membalas tarif yang diumumkan AS pekan lalu.
"Jika China tidak membatalkan kenaikan tarif sebesar 34% atas pelanggaran perdagangan jangka panjang mereka paling lambat besok, 8 April 2025, AS akan mengenakan tarif tambahan sebesar 50% terhadap Tiongkok mulai 9 April," tulis Trump di Truth Social.
Baca Juga: Gebrakan Trump di Hari Pertama Tak Segarang Saat Kampanye
"Selain itu, seluruh pembicaraan dengan China terkait permintaan pertemuan mereka dengan kami akan dihentikan!" sambung Trump.
Pernyataan ini disampaikan di tengah penurunan tajam pasar saham dan meningkatnya kekhawatiran akan resesi.
Indeks Dow Jones Industrial Average anjlok 1.200 poin pada pembukaan perdagangan Senin pagi, sementara S&P 500 mendekati zona pasar lesu, yaitu penurunan 20% dari titik tertingginya baru-baru ini.
Bahkan beberapa sekutu Trump mulai memperingatkan potensi dampak ekonomi yang lebih luas, dengan proyeksi keuangan menunjukkan kesulitan yang semakin besar bagi bisnis, konsumen, dan investor di AS.
Baca Juga: AS Kenakan Tarif Impor 25% dari Meksiko dan Kanada, China Naik 10% Mulai Selasa (4/2)
Meski demikian, Trump tetap mempertahankan kebijakannya. Ia menegaskan bahwa tarif tersebut diperlukan untuk menyeimbangkan perdagangan global dan membangun kembali sektor manufaktur dalam negeri.
Trump menuduh negara-negara lain telah "memanfaatkan kebaikan AS" dalam perdagangan internasional dan menyalahkan para pemimpin sebelumnya atas situasi tersebut.
Ia juga menyebut China sebagai "pelaku terbesar" dan mengkritik Beijing karena menaikkan tarif balasan.