Sumber: TASS | Editor: S.S. Kurniawan
Menteri Luar Negeri AS Michael Pompeo mengatakan dalam sebuah pernyataan tertulis, keputusan untuk menarik diri dari perjanjian itu akan mulai berlaku dalam enam bulan setelah 22 Mei.
Moskow membantah tuduhan tersebut dengan mengatakan, Rusia berkomitmen pada perjanjian tersebut dan mengajukan klaim balasan.
Selama kampanye, Presiden terpilih AS Joe Biden mengecam langkah Trump itu dengan menyebut sebagai pandangan sempit karena hanya akan menambah ketegangan antara Barat dan Rusia serta meningkatkan risiko kesalahan dan konflik.
Perjanjian Open Skies ditandatangani pada Maret 1992 di Helsinki oleh 23 negara anggota Organisasi untuk Keamanan dan Kerjasama di Eropa (OSCE).
Baca Juga: AS: Kami siap kerahkan rudal di Eropa untuk halangi Rusia
Tujuan utama rezim langit terbuka adalah untuk mengembangkan transparansi, memberikan bantuan dalam memantau kepatuhan terhadap perjanjian pengendalian senjata yang ada atau yang akan datang, serta memperluas kemungkinan untuk mencegah krisis dan mengelola situasi krisis.
Perjanjian tersebut menetapkan program penerbangan pengintaian udara tak bersenjata di seluruh wilayah negara yang menekennya. Sekarang, perjanjian itu memiliki lebih dari 30 negara penandatangan. Rusia meratifikasi Traktat Open Skies pada 26 Mei 2001.