Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - Nilai kas atau uang tunai yang dimiliki Berkshire Hathaway mencapai level rekor pada kuartal ketiga tahun ini, mencapai Rp 5.087,8 triliun.
Melansir MSN.com, perusahaan yang dijalankan oleh investor Warren Buffett ini terus memangkas portofolio ekuitasnya dan kini memiliki hampir US$ 325 miliar dalam bentuk kas di neraca keuangannya.
Meskipun ini tidak berarti Buffett sedang membuat keputusan tentang arah pasar saham, Oracle of Omaha menjadi lebih berhati-hati dengan investasinya hari ini karena pasar melonjak ke level tertinggi sepanjang masa. Bersikaplah serakah ketika orang lain takut, seperti yang kerap dia katakan.
Sumber penggalangan dana terbesarnya adalah Apple, yang kepemilikannya terus-menerus dipangkas Buffett tahun ini.
Ia kembali menjual saham Apple pada kuartal ketiga, mengurangi kepemilikan saham Berkshire Hathaway menjadi sekitar 300 juta saham senilai sekitar US$ 69,9 miliar.
Pada awal tahun, ia menjual hampir 400 juta saham, yang mengurangi kepemilikan saham perusahaan sekitar setengahnya.
Bahkan saat Buffett menjual posisi Apple milik Berkshire, sahamnya terus menanjak dan telah naik sekitar 25% dalam 12 bulan terakhir.
Baca Juga: Pelajaran Berharga dari Warren Buffett Bagi Mereka yang Ingin Keluar dari Kemiskinan
Apakah itu memberi pemegang saham lain kesempatan untuk memangkas posisi mereka di raksasa teknologi itu pada waktu yang tepat?
Pertumbuhan pendapatan yang lambat, risiko antimonopoli
Apple melaporkan pendapatan Q4 dan tahun fiskal penuh 2024 pada akhir Oktober. Produsen iPhone itu meningkatkan pendapatannya untuk pertama kalinya dalam beberapa waktu selama kuartal tersebut, naik 6% dari tahun ke tahun menjadi US$ 95 miliar.
Hal ini didorong oleh penjualan iPhone dan divisi layanan perangkat lunak perusahaan yang menguntungkan. Untuk tahun fiskal penuh, pendapatan layanan perangkat lunak mencapai US$ 96 miliar, naik dari US$ 85 miliar tahun sebelumnya.
Meski pertumbuhan kuat pada kuartal ini, tetapi pendapatan Apple tidak seberapa dibandingkan dengan perusahaan teknologi besar lainnya selama beberapa tahun terakhir.
Baca Juga: 2 Peringatan Besar Warren Buffett kepada Investor Saat Ini, Apa Saja?
Pendapatan dan arus kas bebasnya masih di bawah puncaknya pada pertengahan tahun kalender 2022.
Rekan-rekan teknologi besar lainnya, seperti Alphabet, Amazon, dan Microsoft, telah membukukan pertumbuhan pendapatan yang jauh lebih konsisten dan lebih cepat daripada Apple dalam beberapa tahun terakhir.
Mungkin perlambatan pertumbuhan pendapatan ini adalah alasan Buffett memangkas posisi Apple-nya secara signifikan.
iPhone masih memberikan catatan angka yang luar biasa bagi Apple. Divisi-divisi lainlah yang tertinggal.
Segmen iPad dan perangkat yang dapat dikenakan (jam tangan/headphone) mengalami penurunan pendapatan pada tahun fiskal lalu, dan ini adalah produk yang lebih baru daripada iPhone.
Lebih buruk lagi, Apple merilis Vision Pro tahun ini. Yah, tampaknya hanya sedikit orang yang mengingatnya, karena produk itu telah gagal total dan membuang-buang uang bagi raksasa teknologi itu. Hanya sedikit orang yang menggunakannya saat ini.
Tonton: Ini Satu Alasan Mengapa Warren Buffett Tidak Menjadi Orang Terkaya di Dunia
Risiko lain yang mungkin ada di benak Buffett adalah gugatan antimonopoli atas Google Search. Alphabet membayar Apple biaya tahunan sekitar US$ 20 miliar agar Google Search menjadi mesin pencari pilihan utama pada perangkat Apple.
Pemerintah sedang memutuskan apakah hal ini harus dibuat ilegal karena kekhawatiran antimonopoli. Jika keputusan itu merugikan perusahaan, Apple bisa kehilangan keuntungan tahunan sebesar US$ 20 miliar dalam sekejap. Itu adalah sebagian besar dari US$ 123 miliar laba operasional yang dihasilkan tahun ini.