Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Uber Technologies Inc dikabarkan sedang dalam tahap pembicaraan dengan investor yang tertarik untuk mengambil sebagian saham di divisi Uber Freight (logistik).
Menurut artikel Bloomberg, Kamis (16/7) perusahaan yang berbasis di San Fransisco yang dipimpin oleh Dara Khosrowshahi telah mengadakan diskusi untuk mengumpulkan dana sekitar US$ 500 juta dalam putaran pendanaan pertama.
Baca Juga: Inggris kerahkan kapal induk baru ke Pasifik gabung AS dan Jepang lawan China
Bila hal ini terwujud, maka bukan tidak mungkin kalau valuasi Uber Freight akan melonjak naik menjadi sebesar US$ 4 miliar setelah kesepakatan, menurut sumber Bloomberg yang tidak bekenan disebutkan namanya.
Namun, sejauh ini belum ada transaksi yang berlangsung dan ketentuan-ketentuan mengenai rencana investasi ini bisa saja berubah. "Meskipun tidak biasa bagi kami untuk menerima minat untuk berinvestasi di Uber Freight, kami tidak dapat mengomentari rumor tentang diskusi ini," ujar juru bicara Uber.
Asal tahu saja, Uber Freight pertama kali diluncurkan pada tahun 2017 dan dipimpin oleh Lior Ron. Uber Freight beroperasi sebagai broker, menghubungkan pengemudi truk dengan perusahaan pelayaran dan kini sudah bersaing dengan perusahaan-perusahaan raksasa seperti DHL Internasional dan C.H. Robinson Worldwide Inc.
Uber Freight juga memiliki struktur organisasi sendiri di dalam Grup Uber, atau bisa dibilang sebagai anak usaha, dengan kinerja keuangannya yang dilaporkan setiap kuartal secara konsolidasi dengan perusahaan induknya.
Baca Juga: Ada flu babi Afrika, produksi daging babi China di kuartal II-2020 hanya 9,6 juta ton
Pencapaiannya pun sangat positif, divisi ini berhasil mencatatkan pendapatan naik 57% secara year on year (yoy) menjadi US$ 199 juta selama kuartal I 2020. Hal ini Namun di sisi lain, beban perusahaan cukup besar dan terus meningkat menjadi US$ 64 juta di kuartal I 2020 naik sebanyak 121% secara tahunan.
Sejak tahun lalu, Uber memang tengah berupaya untuk mendorong ekspansi divisi ini. Misalnya saja, pada September 2019 lalu Uber mengatakan sedang membangun kantor pusat Uber Freight di Chicago, dan berencana untuk mempekerjakan 2.000 karyawan baru untuk bekerja di kantor, yang sebagian besar didedikasikan untuk mengembangkan bisnis logistiknya.
Bersamaan dengan hal itu, Uber juga sudah menandatangani perjanjian untuk tidak melayani operasional di China dan pasar lain tempat perusahaan pernah beroperasi. Dengan kata lain, fokus Uber Freight hanya akan ada di wilayah Amerika Utara dan Eropa saja.
Baca Juga: PM Thailand akan reshuffle kabinet bulan depan setelah tim ekonominya mundur
Sebagai tambahan informasi, saham Uber saat ini punya kapitalisasi pasar lebih dari US$ 56 miliar, dan meningkat sekitar 10% pada tahun ini, melampaui indeks acuan S&P 500 yang tetap stagnan.
Pemegang saham terbesarnya saat ini antara lain SoftBank Group Corp, Benchmark dan Saudi Arabia's Public Investment Fund.