kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Uni Eropa bahas anggaran pasca Brexit


Jumat, 18 Oktober 2019 / 18:34 WIB
Uni Eropa bahas anggaran pasca Brexit
ILUSTRASI. An anti-Brexit activist demonstrates as British Prime Minister Theresa May and German Chancellor Angela Merkel meet to discuss Brexit, at the chancellery in Berlin, Germany, April 9, 2019. REUTERS/Fabrizio Bensch


Reporter: Ferrika Sari | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - BRUSSEL. Para pemimpin Uni Eropa akan membahas perumusan anggaran baru pada Jumat (18/10) yang memungkinkan mereka menghabiskan dana hingga 1,1 triliun euro atau setara £ 952 miliar dalam periode 2021 -2027. Namun rencana tersebut diperkirakan akan berantakan karena pemerintah akan menyetop kesepakatan itu.

Dilansir dari Reuters, Jumat (18/10), dalam proposal yang dipersiapkan Finlandia sebagai pemegang jabatan bergulir di Uni Eropa. Adapun anggaran jangka panjang berikutnya di kisaran 1,03% dan 1,08% dari pendapatan nasional bruto (GNI) dalam ukuran output.

Baca Juga: Tesla dapat lampu hijau untuk memproduksi kendaraan listirk di China

Hal itu memungkinkan Uni Eropa menghabiskan anggaran antara 1 dan 1,1 triliun euro selama tujuh tahun. Dari jumlah tersebut, menjadi anggaran pertama Uni Eropa setelah keluarnya Inggris. Di mana negara tersebut menjadi salah satu kontributor utama di wilayah Eropa.

Meski demikian, anggaran tersebut dinilai kurang ambisius dibandingkan proposal yang diajukan Komisi Eropa, yang mencari anggaran lebih tinggi lagi yaitu di posisi 1,3% dari pendapatan nasional bruto.

Di sisi lain proposal yang diajukan Finlandia bergerak melampaui 1% yang ditetapkan oleh Jerman, yang merupakan ekonomi terbesar di Eropa. Sayangnya jalan tengah Finlandia membuat 27 negara Uni Eropa tidak senang menurut para Pejabat di sana. Padahal itu untuk mengantisipasi berjalan alot.

Pembicaraan soal anggaran justru paling berpeluang untuk memecah belah blok di Eropa dalam beberapa tahun terakhir dan semakin rawan potensi perselisihan karena negara-negara bagian tengah terpecah atas kebijakan ekonomi, reformasi keuangan dan cara menangani migran.

Proposal dari Finlandia memotong pengeluaran untuk petani dan daerah miskin, telah berhasil menyatukan para pemimpin Uni Eropa yang terpecah."Teks itu telah menyebabkan ketidakpuasan yang hampir bulat," kata seorang diplomat yang terlibat dalam pembicaraan itu.

Baca Juga: Duh, Trump bilang, Turki dan Kurdi seperti dua anak yang harus bertarung

Sementara blok tersebut telah memulai serangkaian kebijakan anggaran lebih tinggi, seperti melindungi perbatasannya dan meningkatkan jaminan sosial, namun negara-negara enggan membayar lebih.

Jerman dan negara–negara Nordik lainnya justru berargumen bahwa anggaran tersebut lebih kecil karena masalah Brexit. Mereka akan membayar lebih ke kas Uni Eropa bahkan dengan batas 1% karena mereka perlu mengkompensasi hilangnya transfer ke Inggris.

Negara-negara bagian timur dan selatan, yang mendapat manfaat dari dana Uni Eropa untuk daerah-daerah miskin dan pertanian, serta ingin melihat anggaran yang lebih besar, dan tidak senang dengan usulan pemotongan Finlandia pada sektor-sektor ini.

Di bawah proposal, subsidi untuk daerah miskin akan turun menjadi kurang dari 30% dari anggaran dari 34% sekarang, sementara bantuan kepada petani akan turun menjadi sedikit lebih dari 30% dari lebih dari 35% dari total.

Untuk memperumit masalah, anggaran baru juga harus mencakup aturan yang akan menunda pendanaan untuk negara-negara anggota dengan kekurangan supremasi hukum, seperti batasan kebebasan media atau independensi hakim.

Baca Juga: Kesepakatan dagang dengan AS akan mendorong PDB Jepang sebesar 0,8% selama 20 tahun

Adapun negara-negara yang menjengkelkan seperti Polandia dan Hongaria sudah sejak lama dituduh oleh Brussels melanggar aturan hukum setelah reformasi peradilan dan media diadopsi oleh pemerintah sayap kanan mereka.

Pertemuan hari Jumat dipandang sebagai titik awal dan tidak seharusnya menemukan kompromi, tetapi perpecahan begitu dalam sehingga banyak pejabat khawatir kesepakatan tidak akan tercapai dengan tenggat waktu Desember yang ditentukan sendiri. Kesepakatan selanjutnya akan menunda peluncuran program pengeluaran.

Namun, Finlandia tetap percaya diri, dan menegaskan kisaran pengeluaran yang mereka sarankan pada akhirnya akan didukung oleh negara-negara UE.

"Fakta bahwa hampir semua orang menentang teks kami menunjukkan kami telah mengajukan proposal yang adil," kata seorang diplomat.




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×