Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - Sanksi ekonomi atas Rusia terus berlanjut oleh negara-negara Barat.
Teranyar, Pemerintahan Uni Eropa setuju untuk menggunakan keuntungan sebesar 1,4 miliar euro (US$ 1,50 miliar) dari aset Rusia yang dibekukan untuk senjata dan bantuan lainnya ke Ukraina.
Melansir Reuters, terkait keputusan tersebut, Hongaria menuduh sesama anggota Uni Eropa melakukan pelanggaran aturan yang “tidak tahu malu” dengan mengabaikan keberatannya.
Sebelumnya pada Mei 2024, anggota Uni Eropa telah memutuskan untuk menggunakan keuntungan dari aset yang dibekukan di Uni Eropa untuk membantu Ukraina, dengan 90% dana dialokasikan untuk bantuan militer.
Namun, menurut para diplomat, Hongaria masih menunda persetujuan atas tindakan hukum yang diperlukan.
Hongaria memelihara hubungan yang lebih hangat dengan Moskow dibandingkan negara Uni Eropa lainnya.
Mereka tidak memberikan senjata kepada Ukraina.
Selain itu, Perdana Menteri Hongaria Viktor Orban mengkritik anggota Uni Eropa dan NATO lainnya karena melakukan hal tersebut.
Orban mengatakan bahwa kebijakan mereka dapat memicu perang.
Baca Juga: Rusia Sebut Punya Banyak Strategi Balas Dendam atas Rencana Perampasan Asetnya
Pada pertemuan para menteri luar negeri Uni Eropa di Luksemburg pada hari Senin (24/6/2024), kepala diplomat Josep Borrell mengatakan kebulatan suara dalam pengambilan keputusan kebijakan luar negeri tidak diperlukan.
Pasalnya Hongaria telah memilih untuk tidak ikut serta dalam keputusan sebelumnya yang mendasari skema tersebut.
“Kami sekarang akan mempercepat, tanpa adanya penyumbatan ini,” kata Borrell kepada wartawan usai pertemuan.
Dia mengatakan keuntungan yang dimiliki Rusia sebesar 1,4 miliar euro akan tersedia pada bulan mendatang dan 1 miliar euro lagi pada akhir tahun.
Baca Juga: Rusia Kian Gencar Lakukan Dedolarisasi, Ini Buktinya
Borrell menambahkan, dana tersebut akan digunakan untuk membantu Kyiv dalam pertahanan udara, amunisi dan dukungan untuk industri Ukraina.
Menurut para diplomat, pemerintah Uni Eropa yang tergabung dalam komite bantuan militer mendukung rencana tersebut dan para menteri pada pertemuan di Luksemburg juga mendukungnya.
Menteri Luar Negeri Hongaria Peter Szijjarto tidak banyak bicara ketika Borrell memaparkan rencana tersebut, kata mereka.
Namun Szijjarto jauh lebih vokal di Facebook.
"Ini adalah garis merah yang jelas, belum pernah ada contoh pelanggaran aturan umum Eropa yang tidak tahu malu seperti ini sebelumnya," katanya.
Szijjarto juga bilang, “Jelas, rekan-rekan kami di Brussel, tim hukum Uni Eropa kami sedang mengkaji kemungkinan cara hukum untuk mencari keadilan bagi Hongaria.”
Baca Juga: Moskow Siapkan Aksi Pembalasan ke Uni Eropa atas Larangan 4 Media Rusia
Dengan dana tahap pertama dari aset-aset yang dibekukan akan segera jatuh tempo, para pejabat Uni Eropa segera mencari cara untuk mengatasi keberatan Hongaria dan memastikan dana tersebut dapat dengan cepat membantu Ukraina.
“Saya tidak dapat menyimpan uang ini di saku saya – uang ini untuk dukungan militer kepada Ukraina,” kata Borrell kepada wartawan.