kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.333.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Uni Eropa: Masker pencegah Covid-19 tidak memicu kanker, tetap gunakan dengan tertib


Minggu, 14 November 2021 / 06:15 WIB
Uni Eropa: Masker pencegah Covid-19 tidak memicu kanker, tetap gunakan dengan tertib


Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - BRUSSELS. Merespons laporan lembaga kesehatan Belgia bulan lalu, Uni Eropa (UE) meyakinkan bahwa tidak ada risiko kanker dalam penggunaan masker pelindung yang umum digunakan selama pandemi.

Dilansir dari Reuters, otoritas kesehatan UE memastikan tidak ada bukti konklusif tentang risiko kanker dari menggunakan masker wajah sintetis. UE terus mendesak agar semua orang tetap tertib menggunakan masker selama masa pandemi.

Pernyataan UE ini merupakan respons atas laporan badan kesehatan masyarakat Belgia Sciensano pada bulan Oktober lalu yang menyebutkan adanya kandungan titanium dioksida (TiO2) pada masker sintetis.

Baca Juga: Regulator obat Eropa: Peradangan saraf tulang belakang, efek samping vaksin J&J

Zat TiO2 umumnya digunakan sebagai pewarna putih dan bahan anyaman dalam masker dan produk tekstil, serta tabir surya, cat dan produk makanan seperti sup dan permen karet.

Temuan awal Sciensano mengatakan adanya risiko kesehatan pada jenis masker wajah yang mereka periksa. Namun, penelitian lebih lanjut masih perlu dilakukan. Mereka merekomendasikan agar penggunaan titanium dioksida dalam masker wajah dibatasi sampai ada bukti konklusif.

Kepada Reuters, Joris Van Loco, salah satu penulis laporan tersebut, mengatakan partikel TiO2 ditemukan di sebagian besar masker yang umum digunakan, termasuk model tekstil yang dapat digunakan kembali dan sekali pakai, masker bedah, dan respirator FFP.

Menanggapi laporan tersebur, Menteri Kesehatan Belgia Frank Vandenbroucke meminta masyarakat untuk terus menggunakan masker karena tidak ada bukti bahwa mereka menimbulkan risiko kesehatan yang serius.

Vandenbroucke juga mengatakan bahwa pemerintah akan meminta semua produsen masker untuk membuktikan keberadaan titanium dioksida dalam masker wajah.

Baca Juga: WHO sebut, varian Delta sekarang kuasai kasus COVID-19 global

Saat ini Badan Internasional untuk Penelitian Kanker (IARC), yan ada di bawah WHO, memang mencantumkan titanium dioksida sebagai kemungkinan karsinogen.

Komisi Eropa mengatakan saat ini tidak ada bukti yang menunjukkan adanya titanium dioksida dalam masker wajah yang menimbulkan risiko kesehatan dan meminta semua orang untuk tetap menggunakan masker.

"Tidak dapat disimpulkan bahwa masker wajah FFP atau masker bedah, yang mungkin mengandung TiO2, dapat menimbulkan risiko bagi kesehatan," kata juru bicara Komisi kepada Reuters.

Keberadaan zat karsinogen pada masker telah menjadi perhatian badan kesehatan masyarakat Belgia sejak Februari lalu. Mereka menyarankan masyarakat untuk tidak menggunakan masker wajah yang sebelumnya didistribusikan secara gratis setelah diketahui mengandung nanopartikel perak dan TiO2.

Komisi Eropa juga telah mengusulkan agar penggunaan TiO2 dalam makanan dilarang secepat mungkin, setidaknya pada pertengahan 2022. Usulan ini disampaikan setelah badan keamanan pangan Uni Eropa mengatakan zat itu tidak lagi aman karena efek karsinogenik tidak dapat dikecualikan ketika tertelan.

Selanjutnya: APEC: Kunci pemulihan dari pandemi Covid-19 adalah perdagangan bebas




TERBARU
Kontan Academy
Practical Business Acumen Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×