Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - Pada pertemuan puncak hari Kamis (26/6), para pemimpin Uni Eropa sepakat untuk mendesak adanya gencatan senjata yang jelas di Gaza. Namun, mereka mengakui tidak mampu mendesak Israel untuk mengakhiri serangan.
Pemimpin Uni Eropa yang bertemu di Brussels kompak mengutuk situasi kemanusiaan yang mengerikan di Gaza, namun mereka tidak dapat sejalan dalam cara menekan Israel.
Salah satu agenda utama pada KTT Uni Eropa hari Kamis adalah menyoroti laporan dinas diplomatik organisasi tersebut, yang menemukan bahwa Israel kemungkinan besar mengabaikan kewajiban hak asasi manusia berdasarkan perjanjian Asosiasi Uni Eropa-Israel.
Di saat yang sama, Uni Eropa tidak mengambil tindakan atas penilaian itu atau membatalkan perjanjian yang telah berusia 25 tahun tersebut.
Baca Juga: Menhan Israel: Kami Berencana Membunuh Khamenei, Tapi Belum Ada Kesempatan
"Dewan Eropa menyerukan gencatan senjata segera di Gaza dan pembebasan semua sandera tanpa syarat, yang mengarah pada berakhirnya permusuhan secara permanen," tulis Uni Eropa dalam pernyataannya, dikutip Al Jazeera.
Meski telah melihat banyak bukti terkait pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan Israel di Gaza, Uni Eropa hanya memerintahkan peninjauan ulang perjanjian asosiasinya dengan Israel pada bulan Mei. Langkah tersebut membuat Uni Eropa terlihat sangat melindungi Israel.
Laporan dinas diplomatik Uni Eropa menyoroti blokade Israel terhadap Gaza, pembunuhan warga sipil, serangan terhadap rumah sakit dan pemindahan massal warga Palestina di Gaza, serta perluasan permukiman ilegal di Tepi Barat oleh orang Israel.
Menanggapi laporan tersebut, Uni Eropa kini terpecah. Ada kubu yang kritis terhadap pelanggaran Israel, seperti Irlandia dan Spanyol. Ada juga yang setia menjadi pendukung Israel seperti Jerman dan Hungaria.
Baca Juga: AS Mendadak Siapkan Bantuan Senilai US$ 30 Juta untuk Gaza
Jerman mengatakan, mereka tetap tegas dalam hal keinginannya untuk terus memberikan bantuan politik dan militer kepada Israel.
Di pihak lain, Irlandia dan Spanyol mendesak untuk menangguhkan perjanjian Uni Eropa-Israel, yang ditandatangani pada tahun 2000 dan mendukung hubungan perdagangan antara kedua entitas tersebut.
Keputusan yang keluar dari KTT hari Kamis pekan ini pun hanya "menyesalkan jumlah korban sipil yang tidak dapat diterima dan tingkat kelaparan di Gaza".
Uni Eropa juga menunda diskusi mengenai tindak lanjut laporan tersebut hingga bulan depan.
Tonton: Putin Absen di KTT BRICS Brasil karena Ancaman Penangkapan oleh ICC