kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.826.000   20.000   1,11%
  • USD/IDR 16.565   5,00   0,03%
  • IDX 6.511   38,26   0,59%
  • KOMPAS100 929   5,57   0,60%
  • LQ45 735   3,38   0,46%
  • ISSI 201   1,06   0,53%
  • IDX30 387   1,61   0,42%
  • IDXHIDIV20 468   2,62   0,56%
  • IDX80 105   0,58   0,56%
  • IDXV30 111   0,69   0,62%
  • IDXQ30 127   0,73   0,58%

Uni Eropa Peringatkan China Tentang Konsekuensi Produksi Drone Bersenjata untuk Rusia


Selasa, 19 November 2024 / 05:28 WIB
Uni Eropa Peringatkan China Tentang Konsekuensi Produksi Drone Bersenjata untuk Rusia
ILUSTRASI. Menteri luar negeri UE telah memperingatkan China bahwa akan ada konsekuensi jika negara tersebut terbukti memproduksi drone untuk Rusia. REUTERS/Yves Herman


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

Antonio Tajani, menteri luar negeri Italia, memperingatkan Tiongkok bahwa dengan mengirim pesawat nirawak ke Rusia akan menjadi kesalahan besar. 

Tajani juga mengatakan bahwa selama perjalanan baru-baru ini ke negara itu bersama Presiden Italia Sergio Mattarella, mereka telah mendorong keras perdamaian dan agar Tiongkok memengaruhi Rusia secara positif.

"Pertemuan masih berlangsung, tetapi menurut saya, penting untuk mengirim pesan kepada Tiongkok agar tidak terjadi eskalasi," kata Tajani, ketika ditanya tentang kemungkinan konsekuensi bagi Beijing.

Blok tersebut kemungkinan tidak akan memutuskan tindakan konkret pada hari Senin, tetapi sanksi merupakan salah satu alat yang tersedia. 

Tonton: Biden Izinkan Ukraina Gunakan Rudal ATACM untuk Serangan Lebih Dalam ke Wilayah Rusia

Saat ini, blok tersebut sedang mempersiapkan paket sanksi ke-15 yang dirancang untuk menghambat upaya perang Rusia sejak konflik dimulai. 

Sebagai bagian dari ini, sejumlah kecil perusahaan Tiongkok dan Hong Kong yang terdaftar telah masuk daftar hitam karena menyalurkan barang-barang terlarang buatan Uni Eropa ke militer Rusia.

Namun, Brussels telah lama menyatakan bahwa menyediakan senjata secara langsung akan menjadi "garis merah" bagi hubungannya dengan Tiongkok.


Survei KG Media

TERBARU

[X]
×