Sumber: Channel News Asia | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - BRUSSELS. Uni Eropa menyatakan, virus corona baru telah menjadi penyebab kematian nomor satu di blok beranggotakan 27 negara tersebut pada pekan lalu.
“Dengan hampir 3.000 kematian sehari, Covid-19 adalah penyebab kematian nomor satu di Uni Eropa minggu lalu," kata Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen, Rabu (25/11).
"Rumahsakit tetap dalam tekanan, dan di beberapa wilayah, beberapa unit perawatan intensif kewalahan," ungkapnya kepada anggota Parlemen Uni Eropa, seperti dikutip Channel News Asia.
“Kita harus belajar dari musim panas dan tidak mengulangi kesalahan yang sama. Terlalu banyak bersantai adalah risiko gelombang ketiga setelah Natal," ujar von der Leyen.
Baca Juga: Ngeri! 4 juta orang terjangkit corona sepekan terakhir, kenaikan mingguan tertinggi
Hanya, "Natal tahun ini akan berbeda, dan ya, akan lebih tenang," imbuh dia. Ini mengacu pada vaksinasi virus corona yang akan bergulir di negara-negara Uni Eropa pada Natal nanti.
"Akhirnya, ada cahaya di ujung terowongan," kata von der Leyen. "Warga Eropa pertama mungkin sudah divaksinasi sebelum akhir Desember," ujar dia.
Komisi Eropa, badan eksekutif Uni Eropa, memiliki perjanjian dengan enam pemasok vaksin potensial dan sedang mengerjakan kontrak ketujuh.
Kesepakatan itu memungkinkan Uni Eropa untuk membeli lebih dari 800 juta dosis, lebih dari populasi blok mereka, yang berjumlah sekitar 460 juta orang.
Baca Juga: Mulai Natal, vaksinasi virus corona bergulir di negara-negara Uni Eropa
Pada Selasa (24/11), Uni Eropa menyatakan, akan menandatangani kontrak hingga 160 juta dosis vaksin virus corona eksperimental yang Moderna kembangkan.
"Negara-negara anggota harus bersiap-siap sekarang. Kita berbicara tentang jutaan jarum suntik, kita berbicara tentang rantai pasok, kita berbicara tentang mengatur pusat vaksinasi, kita berbicara tentang personel terlatih yang ada di sana. Semua ini harus dipersiapkan,” sebut dia.
Namun, von der Leyen mendesak warga Eropa untuk terus mematuhi pembatasan sosial, bahkan ketika tindakan tersebut merugikan bisnis, semakin merusak ekonomi, serta membuat orang mengalami kesulitan sosial dan mental.